Menggapai Atap Pulau Jawa, Puncak Abadi Para Dewa, Mahameru 3676mdpl (Last Part)

Jumat, 15 Mei 2015

Tepat jam 11 Malam kelompok kami berangkat untuk menuju puncak Semeru, Mahameru. Sebelum mencapai puncak, perjalanan cukup berat adalah dari Kalimati hingga Arcopodo. Waktu itu kondisinya sangat sekali ramai, bahkan kami harus saling mengantre ketika mendaki dari Kalimati menuju Arcopodo.
Trek menuju Arcopodo cukup terjal dan memang tidak di desain untuk membawa carrier kesana (kecuali mad dog mungkin). Teman saya banyak yang tertinggal di belakang. Pada saat itu, bang Alex, Deni, Faisal, Huda, dan bang Fredi sudah terlebih dahulu berjalan. Sedangkan saya dan Abhu berduaan aja deh sambil nunggu temen-temen yang dibelakang yang jaraknya cukup jauh ternyata. Ternyata trek menuju Arcopodo membuat mental temen-temen terutama ciwi-ciwi sedikit turun. Tapi karena semangat yang membara untuk mencapai atap Pulau Jawa, tekad hati dan fisik pun mantap untuk kesana.

Saling tunggu menunggu dan akhirnya tim kami komplit kembali, sekitar jam 1 pagi kami meneruskan perjalanan dari Arcopodo menuju batas akhir vegetasi Gunung Semeru yaitu Kelik. Dari Arcopodo menuju Kelik, cukup memakan waktu hanya 15 menit saja dengan trek cukup menanjak. Selepas Arcopodo pula, udara semakin terasa dingin, jalur kanan-kiri adalah jurang, dan suara gemuruh angin gunung yang cukup membuat nyali ciut. 

Setibanya di Kelik, ternyata pendaki sudah antre sekali untuk menuju puncak Mahameru. Perlu waktu cukup lama untuk kami bergerak menuju jalur sesungguhnya, jalur berpasir dimana melangkah 5 kali akan turun 3 kali. Ga lama berselang, akhirnya kami bisa menembus keramaian pendaki yang ada di Kelik dan lanjut menuju atap pulau Jawa, Mahameru tepat jam 1.30 pagi. 

Awalnya, perjalanan menuju Mahameru berlangsung bersama-sama, tetapi karena kelelahan dan cukup ramainya pendaki saat itu, kami berpencar. Bang Alex, Huda, Fredi, dan Deni sudah lebih dahulu, disusul saya, Abhu, Eko, Aldi, dan Ojoy yang berada di tengah, dan paling belakang ada trio ciwi Eno, Nina, Farha ditemani oleh Ali, Yari, Faisal, dan Ijong.

Perjalanan menuju puncak cukup berat dan menantang. Angin yang sangat dingin ditambah oksigen yang cukup tipis memuat saya berjalan cukup susah payah. Ditambah dengan trek berpasir gembur yang membuat setiap langkah serasa seperti mundur jika berhenti, harus merangkak agar pendakian terasa lebih ringan. Waktu terus berjalan akhirnya sang surya pun perlahan muncul dari batas cakrawala timur. Saat itu saya hanya bersama eko saja yang masih terus berjalan. Mereka yang dibawah bukan kami tinggal, tetapi karena kami kesusahan dalam mencari karena bejibun banyaknya pendaki saat itu, ditambah rasa dingin yang sangat menusuk apabila tidak terus berjalan.

Sekitar jam 5 pagi matahari pun sudah terbit dan memperlihat kan keindahan alam dari atap pulau jawa (hampir sampai pada saat itu). Saya dan eko pun diam sejenak untuk menikmati keindahannya dan juga melakukan ibadah di atas puncak. Cuaca pada saat itu sangat cerah sekali dengan pemandangan yang tiada duanya.

Sunrise Mahameru



Penampakan dari Atas



Setelah puas melihat keindahan sunrise mahameru di jalur, saya kembali melanjutkan perjalanan. Ga lama, akhirnya ketemu juga sama bang Alex, Fredi, Huda, dan Deni yang memang sudah duluan keatas tetapi sedang menunggu atau menikmati keindahan alam Gunung Semeru. Ga pake lama, kami semua bergegas menuju atap Pulau Jawa. Perjalanan yang memakan waktu 1 jam (karena badan sudah cukup kelelahan dan air sudah pada abis) akhirnya tim pertama yaitu saya, eko, fredi, huda, deni, dan alex tiba di atap Pulau Jawa, Mahameru 3676mdpl! Rasa lelah setelah 8 jam perjalanan sirna sudah. Kawah Jongring Saloka yang sering meletupkan awan panas menjadi hiburan tersendiri dan puncak yang belum begitu ramai pada saat itu dipakai kami untuk foto-foto dan pastinya santai sejenak merenung keindahan alam yang diciptakan Tuhan di Tanah Air ini dan akhirnya dapat mencetak sejarah dalam kehidupan saya sendiri.

Puncak Abadi Para Dewa!


Letupan Kawah Jongring Saloka


Gunung Bromo yang terlihat dari puncak



Santai aja dulu kalo uda diatas awan

Ga lama dari kita santai-santai, akhirnya satu per satu temen kami tiba semua di puncak dan pada saling foto-foto habis itu menikmati keindahan yang disuguhkan dari puncak Mahameru. Rasanya badan ini enggan untuk turun kebawah karena pemandangan yang sangat luar biasa. Perjalanan 8 jam yang ga sia-sia, menguji nyali, mental, dan fisik tentunya.

Setelah puas berada di atap pulau Jawa ini, dan memang rekomendasi waktu hanya sampai jam 10 pagi berada di atas puncak karena di khawatirkan semburan awan beracun dari Jongring Saloka akan naik menyambar puncak, jam 9.30 kami semua bergegas turun dengan perasaan yang sangat bangga. Perjalanan turun pun sangat asik karena seperti Snow Boarding saja tetapi tetap harus waspada karena salah-salah malah nyungsep ke Blank 75. Perjalanan turun hanya memakan waktu 45 menit saja habis itu kami langsung menuju Kalimati kembali guna istirahat karena badan ini sangat kelelahan dan kekurangan air. Perjalanan pun akhirnya sampai di Kalimati sekitar jam 12 siang.

Sore harinya, kami meninggalkan Kalimati dan meninggalkan semua kenangan yang berada di puncak (lebay) untuk turun menuju Ranu Kumbolo terlebih dahulu. Perjalanan dari Kalimati menuju Ranukumbolo kami mulai jam 6 sore dan sampai di rakum sekitar jam setengah 8 malam. Di Rakum pada saat itu sangat ramai sekali, bahkan lebih ramai ketika kami datang. Kami mendapatkan tempat untuk mendirikan tenda tepat sekali disamping tanjakan cinta. Ga pake lama langsung diriin tenda dan tidur guna mengisi energi untuk pulang esok paginya.

Sabtu, 16 Mei 2015

Pagi hari yang lagi-lagi dinginnya menusuk badan naujubillah, tetapi disuguhi pemandangan Ranu Kumbolo yang sangat indah. Keindahan Ranu Kumbolo memang tiada duanya, pemandangan yang ciamik danau diatas awan mampu menghipnotis siapa saja yang berkunjung kesana. Kami semua bangun satu persatu ada yang masak, ada yang ngolet-ngolet, dan ada juga yang foto-foto ria. Jam 8 pagi kami semua sarapan dan sekitar jam 9 pagi kami semua sudah siap untuk meninggalkan RanuKumbolo untuk pulang menuju Ranu Pani kembali.

Buka tenda view nya begini

Sunrise Ranu Kumbolo
Perjalanan turun terasa cepat karena kami berjalan cukup buru-buru dan memang ingin segera sampai di Ranu Pani. Perjalanan dari jam 9 pagi akhirnya kami tiba kembali di RanuPani dengan keadaan sehat walafiat sekitar jam 1 siang. Perjalanan selama 4 hari 3 malam menuju atap Pulau Jawa sangat lah berkesan di hati kami khususnya saya pribadi. Seakan seperti mimpi bisa menggapai atap tertinggi yang ada di Pulau Jawa, yang tadinya hanya bisa melihat lewat google ataupun cerita dari temen, sekarang saya mencetak sejarah dalam kehidupan saya pribadi yang nantinya akan saya ceritakan ke anak cucu saya (eaaaa).

Saya pribadi mengambil Quotes untuk Semeru ini yang dikutip dari Novel dan Film 5cm. Karena untuk mencapai puncak ini sungguh ketugahan hati dan doa saling berintegrasi selama perjalanan saya dan teman-teman selama 4 hari 3 malam di Gunung Semeru.

Taruh puncak itu di depan kita, dan jangan lepaskan!
Yang kita perlukan adalah kaki yang berjalan lebih jauh,
dan tangan yang berbuat lebih banyak
Leher yang akan lebih sering melihat ke atas
Mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya
Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja
Hati yang akan bekerja lebih keras
Serta mulut yang akan selalu berdoa.


RanuKumbolo diambil saat pulang

Mahameru yang terlihat dari jalur menuju Pos III
 
Mahameru, pasti aku kembali lagi!

Komentar

  1. ijin nyimak gan.
    Keren keren, lagi cari2 cerita orang soal mahameru, terus nemu blog ini.
    Thanks for sharing incredible story and picture.
    keep posting!

    BalasHapus
  2. Gk naik lagi akhir tahun 2015? Hehe

    BalasHapus
  3. bang bayu itu semua temen" cewenya berhasil semua ke puncak ? saluttttttt & kerenn .
    doain saya jga bang insyaallah tanggal 23-28 des mau kesono smoga lancar :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah semua berhasil sampai puncak bang. Oke semoga lancar dan berhasil bang sampai puncak :)

      Hapus
  4. very nice post bro ��, emang gak ada obat ya Semeru, sampe sekarang ane masih sakit nih...sakit kangen pingin balik lagi ��

    salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener banget bro, Semeru emang ngangenin parah haha

      Hapus

Posting Komentar