Pendakian Puncak Salak 2 Gunung Salak Via Ajisaka atau Pura Parahyangan Agung Jagatkarta

Apa yang terbesit dipikiran kalian ketika ingin mendaki Gunung Salak? Treknya aduhai? Mistis? Tempat moksa nya Prabu Siliwangi? Ada buah salak? Dan lain-lain? Dari segala macem cerita tentang gunung ini, buat gue gunung ini terasa special. Setelah hampir dua tahun yang lalu gue mendaki Gunung Salak 1 via Cidahu, tahun ini gue bertekad untuk bisa menginjakan kaki di puncak kembarnya yang bener-bener sebelahan dengan Puncak Salak 1, yaitu Puncak Salak 2. Langsung aja deh cekidot ke ceritanya ya!


Pendakian menuju Puncak Salak 2 ini adalah ide dari temen gue si Mamat yang tiba-tiba hari sabtu di akhir Agustus dia libur kerja dan lagi sakau naik gunung. Dari awal mengajak 9 orang, akhirnya yang berangkat hanya 6 orang, 5 cowo dan 1 cewe yaitu terdiri dari gue sendiri, si Mamat temen SD yang kecil-kecil setrong, Pakde si pak guru yang agak cabul bersahaja dan seterong juga, Adit dan Bintang yang katanya gantengnya 11 12, dan Arum temen SMP gue yang dulu agak sengklek sekarang jadi lurus bener.

Jumat, 25 Agustus 2017
Perjalanan menuju Basecamp

Setelah mencari info sana sini, akhirnya kita putuskan untuk mendaki Gunung Salak 2 via Ajisaka yang dikelola oleh Siliwangi Adventure. Basecamp nya berada di daerah Tamansari. Kita pilih jalur ini karena jalurnya jelas dan ada guidenya juga.

Perjalanan dimulai hari Jumat sekitar jam setengah 11 malam dari rumah Mamat di Villa Pertiwi. Hanya butuh waktu 1 jam setengah kita sampe di Basecamp dan langsung disambut oleh Kang Surya selaku pemilik Basecamp. Oh ya basecamp Siliwangi bisa di cek di Maps ya, dan akurasinya maksimal atau sebelahan dengan SMAN 1 Tamansari. Setelah sampai basecamp, kita langsung istirahat guna mengumpulkan tenaga untuk pendakian esok hari.

Lokasi BC di Maps


Basecamp Siliwangi Adventure


Sabtu, 26 Agustus 2017
Pendakian yang "uhuyyy"

Setelah bangun pagi, nyari sarapan, trus mandi ben seger, kita siap-siap melakukan pendakian menuju pintu rimba. Adapun pendamping kita dari Siliwangi Adventure adalah Kang Bejo. Kita sedari awal memang dianjurkan untuk memakai guide karena meskipun jalur cukup jelas, tapi juga banyak cabang yang agak membingungkan bagi pendaki yang baru pertama kali mendaki via Ajisaka.

Setelah semua beres, saatnya mendaki bro! Untuk menuju pintu rimba, kita dianjurkan membawa kendaraan sampe di rumah sodaranya Kang Surya, yaitu Abah Narta. Soalnya kalo jalan kaki dari BC ke pintu rimba, bisa memakan waktu 1 setengah jam hingga 2 jam! Tepat jam 08.30 kita berangkat dari basecamp.

Etape 1
Basecamp - Rumah Abah Narta 

Dari basecamp, kita keluar lagi menuju jalan utama. Nah setelah beberapa menit jalan, kita belok kiri ke arah Pura Parahyangan Agung Jagatkarta. Gue juga baru tau ternyata jalur Ajisaka ini adalah jalur Pura Jagatkarta, di mana dahulu jalur ini adalah jalur adat dan peziarah ke petilasan. Perjalanan sampe Pura mah mulus, setelah Pura baru deh josss. Mobil gue ampe gak kuat nanjak dan semuanya gue suruh turun tapi carrier tetep di dalam mobil. Singkatnya kita sampe jam 8.45 pagi di rumah Abah Narta sebagai penitipan kendaraan terakhir. Tepat jam 09.05 pagi, pendakian menuju Salak 2 pun dimulai.


Rumah Abah Narta

Siap mendaki

Pintu rimba adalah petilasan

Etape 2
Rumah Abah Narta - Petilasan/Pintu Rimba

Awal pendakian kita sudah disuguhkan jalanan menanjak dengan jalur madakam. Tanjakannya belum terjal tapi percayalah bikin elu keringetan banget soalnya emang gak ada bonusnya. Tidak ada percabangan di jalur ini karena memang didesain untuk peziarah ke petilasan. Setelah mendaki selama 25 menit, kitapun tiba dipetilasan Makam Kramat atau pintu rimba menuju Puncak Prabu Salak 2. Perlu diingat, di sinilah persediaan air terakhir untuk sampai ke Puncak Salak 2, jadi kalian isi air secukupnya di sini.



Trek awal

Jalur masih enjoy

Jalurnya madakam

Sampe di petilasan

Etape 3
Petilasan - Pos Solomod

Cukup lama kita istirahat di petilasan, sekitar 30 menit karena trek setelah ini adalah jalur sesungguhnya Gunung Salak 2. Sekitar jam 10 pagi kita melanjutkan perjalanan. Trek awal kita akan melewati hutan pinus dengan tanjakan yang lumayan. Lalu setelah itu akan berubah menjadi hutan bambu yang tanjakannya masih lumayan juga. Kita istirahat di pertigaan apabila ke kiri kita ke Puncak, ke kanan kita ke Curug Nangka. Yap, di jalur Ajisaka kalian harus jeli banget dengan petunjuk yaitu pita yang diikatkan ke pohon karena ada dua jalan bercabang yang malah akan mengantarkan kalian ke Curug Nangka.


Harus jeli dengan pita petunjuk

Banyak pertigaan sebelum pos solomod

Etape dari petilasan menuju Pos Solomod adalah jalur paling panjang di jalur Ajisaka. Kita melewati punggungan yang tanjakannya gak ada ampun, trus harus ngerangkak karena banyak pohon tumbang yang ngalangin jalur. Kondisi jalur yang rapat dan banyak sekali pacet kalo lagi musim hujan. Di titik tertentu kita bisa ngeliat hamparan kota Bogor dan jurang Ciapus yang dalemnya oke banget itu. Setelah berjalan selama 2 jam 40 menit dengan banyaknya istirahat, kita akhirnya tiba di Pos Solomod.


Siap-siap ngegresek bagi carrier nya yang gede
Kota Bogor dari kejauhan


Rimbun banget

Kecapean Bosku

Nanjak terus dengan minim bonus

Puncak Salak 2 terlihat

Sangat sangat rimbun dan rapat

Makan siang dulu di Pos Solomod


Etape 4
Pos Solomod - Pos Ksatria Beuheung Awi
Kita cukup lama istirahat di Pos Solomod, sekitar 1 jam karena kita sekalian makan siang. Jam 13.30 kita melanjutkan perjalanan dari Pos Solomod ke pos selanjutnya yaitu Ksatria Beuheung Awi. Oh ya kita dikasih tau sama Kang Bejo kalau pos terakhir buat diriin camp adalah di Pos Ksatria Beuheung Awi, setelah itu lahan buat camp adalah di puncak bayangan salak 2 dan di Puncak Salak 2 itu sendiri yang butuh waktu sekitar 5-6 jam lagi dari Pos Solomod karena treknya yang gak ngotak. Akhirnya sesuai kesepakatan bersama, kita fix camp di Pos Ksatria Beuheung Awi.

Jalur dari Pos Solomod ke Pos Ksatria Beuheung Awi hampir sama kayak dari petilasan, nanjak terus polll! Kita jalan santai, pake banget karena emang nampol banget jalurnya men. Akhirnya setelah 45 menit jalan dengan sangat santai, kita pun tiba di Pos Ksatria Beuheung Awi dan langsung mendirikan tenda.


Tanjakannya makin nampol

Perbanyaklah istirahat ketika capek!

Sampe juga!

Sebetulnya, lahan di Pos Ksatria Beuheung Awi ini sangat sempit, cuma menampung 3 tenda ukuran 4-5 orang aja. Tapi saat itu kita memperlebar lahan pos dengan sedikit membabat tanaman rambat dan tumbangan pohon yang menghalangi. Setelah beberes melebarkan lahan, akhirnya pos ini dapat menampung sekitar 6 tenda ukuran 4-5 orang.

Setelah tenda berdiri, kita pun lenjeh-lenjeh sejenak dan menikmati rimba salak yang rapat banget. Kitapun gak sendiri karena ada kelompok lain yang datang berjumlah 8 orang. Kita pun masak bareng, ngopi bareng dan enjoy bareng sembari mengistirahtakan tubuh untuk summit ke Puncak Salak 2 esok hari. Alhamdulillah untuk hari pertama ini kita dikasih cuaca yang amat sangat cerah, gak ada kabut sama sekali! Malam itu juga bulan dan bintang keliatan, padahal kita di dalam rimba yang rapet lho. Untuk pertama kali gue dikasih cuaca yang bener-bener ajib sama Salak.

Babat dikit biar agak legaan lahannya


Bisa hammock lho dimari
Tenda kita akhirnya jadi

Makan besar bersama

Dan akhirnya malam pun tiba


Minggu, 27 Agustus 2017
Jalur yang sesungguhnya

Kita semua bangun pas jam setengah 6, dan alhamdulillah cuaca amat sangat cerah. Kalau aja tempat camp kita itu di tempat terbuka, untuk pertama kalinya gue bakal ngeliat sunset di Gunung Salak yang terbaik. Setelah buat sarapan kecil guna summit, jam 6.30 kita mulai perjalanan.


Etape 5
Pos Ksatria Beuheung Awi - Puncak Fajar Kencana

Untuk pertama kalinya gue dan temen-temen summit Gunung Salak tanpa carrier. Jalur dari Pos Ksatria selanjutnya kalian akan sampai langsung di Puncak 7 Gunung Salak atau Puncak Fajar Kencana. Yap asiknya lewat jalur Ajisaka itu, kita bisa dapet dua puncak sekaligus. Jalur menuju Puncak Fajar Kencana masih sama kayak sebelumnya, tetapi 10 menit sebelum puncak, kita akan tiba di tepi punggungan di mana sebelah kita akan terlihat dalamnya jurang ciapus dan kita akan melewati tanjakan tebing 1! 

Tepat jam 7.15 atau 45 menit perjalanan akhirnya kita tiba di Puncak Fajar Kencana. Menurut gue, Puncak Fajar Kencana adalah puncak terbaik di Gunung Salak. Posisinya berada persis di pinggiran punggungan dan juga terbuka sehingga dengan jelas saat itu gue bisa ngeliat Gunung Gede Pangrango, Salak 4, Salak 3, Salak 1, Sadel Salak, dan Jurang Ciapus yang amat dalam. Untuk pertamakalinya juga, gue bisa menikmati Salak yang bener-bener indah! Oh ya FYI aja, kanan kiri dari puncak ini adalah jurang, jalurnya pun sempit, dan tidak ada lahan buat diriin tenda.

Tanjakan tebing 1, sebelum puncak

Plang puncak Fajar Kencana a.k.a Salak 7


Sampe!

Gunung Gede Pangrango, Puncak 4, dan Puncak 3

Tebing Sukhoi dan Salak 1 yang dipisahkan Jurang Ciapus
Kibarkanlah Sang Merah Putih

Etape 6 
Puncak Fajar Kencana - Puncak Prabu Salak 2

Setelah puas foto-foto dan menikmati indahnya panorama Gunung Salak dari Puncak Fajar Kencana, jam 7.35 kita melanjutkan perjalanan kembali. Setelah puncak Fajar, jalur sudah sangat tipis di mana kanan kiri adalah jurang. Pertama kita akan turun terlebih dahulu, lalu 5 menit jalan kita sampe di Goa Batu Lawang. Di sini sebetulnya bisa muat 1 tenda ukuran 4-5 tapi konturnya sangat gak beraturan. Dari Goa, perjalanan akan turun terus karena posisi Puncak Fajar Kencana dan Puncak Salak 2 dipisah oleh lembah. Nah setelah kita sampe di dasar lembah, kita ketemu pertigaan kalo lurus ke Puncak 2, belok kiri ke Sadel Salak tembus Salak 1. Dari sini, jalur Salak sesungguhnya baru dimulai.

Salak 2 dari Puncak Fajar Kencana

Turuuuuun

Goa Batu Lawang

Masih turuuun

Turun selsai, ini adalah jalur menuju Sadel Salak.

Dari lembah antara Puncak Fajar Kencana sampe Puncak Salak 2 adalah puncak jalur paling menyiksa di jalur Ajisaka. Tanjakan udah gak ada matinya ditambah kita akan menemukan 3 tanjakan tebing. Yap, kalo lo tau tanjakan iblis di jalur Cidahu, maka 3 tanjakan tebing di Ajisaka ini lebih nyiksa dari tanjakan iblis Cidahu. Tanjakan ini diberi nama "Tanjakan Wayahna" karena disaat lo ngelewatin tanjakan ini, yauda bersabar dan terima bae. Tanjakan yang licin banget, batu berlumut, untung aja waktu kita kesana cuaca cerah. Untungnya lagi, gue dan temen-temen gak bawa carrier kemari, pilihan tepat banget untuk camp di Pos Ksatria karena kalo di sini pake carrier bakal pusing 2x, yaitu saat naik dan saat turun.

Tanjakan pertama, lumayan

Tanjakan kedua, Masya Allah

Tanjakan ketiga, Wayahna lah ya ~
Setelah melewati 3 tanjakan yang memiliki cerita di perjalanan kita itu, akhirnya kita sampe di pertigaan pertemuan antara jalur Curug Nangka dan Ajisaka. Di sini kita cukup banyak ketemu pendaki yang lewat dari Curug Nangka dan cerita-cerita soal jalur. Gue sangat beruntung untuk memilih jalur Ajisaka karena pemandangannya lebih bagus dan jalurnya yang bener-bener Salak banget, tanjakannya dapet, jurangnya dapet, rapet jalurnya dapet, pokoknya semua dapet dah.

Masih ketemu sama si Semar

Sisi Arum itu ke arah Curug Nangka, sisi Pakde arah Ajisaka

Dari pertigaan jalur, untuk menuju puncak masih memerlukan waktu 20 menit lagi. Jalurnya masih tanjakan terjal dan setelah mendekati puncak bayangan, jalur menjadi sempit di mana kanan kiri adalah jurang. Agak bahaya kalo jalan malem di sini soalnya sisi kiri adalah jurang Ciapus yang menganga sangat dalam. Pas kita sampe di puncak bayangan, kita foto-foto dulu karena pemandangan di sini bagus. Persis si pemandangannya kayak di Puncak Fajar Kencana tapi lebih uhuy karena posisi yang sudah lebih tinggi dari Puncak Fajar Kencana. Di puncak bayangan ada lahan camp tapi paling cuma mampu menampung 3 tenda kapasitas 4-5 orang saja

Yihaaa kan pemandangannya

Bendera penanda puncak bayangan Salak 2
Lahan camp di puncak bayangan

Setelah puas foto-foto di puncak bayangan kitapun meneruskan perjalanan ke Puncak Salak 2 yang gak lama lagi sampe. Setelah berjalan selama 2 jam 10 menit dari Puncak Fajar Kencana, akhirnya gue dan temen-temen berhasil menginjakan kaki di Puncak Salak 2!


Sampe!

Bersama tim gendeng!

Rame-rame sama kelompok jalur Ajisaka

Sebenernya Puncak Salak 2 ini biasa aja, gak ada pemandangan terbuka karena tertutup vegetasi yang tinggi. Tapi itulah Salak, memang tidak menghadirkan sebuah keindahan. Tetapi karena kita melalui jalur Ajisaka, alhasil banyak banget pemandangan ciamik yang kita liat. Di Puncak Salak 2 ini adalah lahan kosong yang dapat menampung 5 tenda kapasitas 4-5 orang. Lalu di Puncak 2 terdapat jalur buat ke arah puncak sumbul, itu juga mengarah ke Kawah Ratu dan jalur Pasir Reungit.


Etape Turun
Gak kalah menyiksa dari pas naik

Setelah puas menikmati Puncak Salak 2 dengan foto-foto dan minum kopi bersama, sekitar jam 11.00 kita pun turun dan say good bye dengan Puncak Salak 2. Perjalan turun gak kalah gokil lho. Kalo tadi kita berjuang ngos-ngosan buat naik, pas turun kita berusaha supaya gak gelinding!

Ya lo bayangin aja, tanjakan Wayahna itu tebing setinggi kira-kira 10 meteran hampir vertikal, itu semacem lo repling tanpa ada pengamanan, cuma webbing aja bosku! Gue dan temen-temen boleh geber terus pas naik, pas turun asli bray kicut. Di setiap tanjakan tebing itu, buat laki-laki bisa menghabiskan 1-2 menit, tapi buat cewe bisa 5 menit lebih bosku!

Pelan2 masbray
Dibawa kalem aja
Singkatnya setelah perjalanan selama 2 jam 10 menit, kita sampai di Pos Ksatria Beuheung Awi. Kita lama banget turun dari Puncak Salak 2 ke Pos Ksatria karena memang bener-bener ekstra pelan, terutama di 4 tanjakan tebing itu yang hampir 1 jam lho karena ada ibu-ibu di group sebelah yang pastinya gak kita tinggalin.

Setelah makan siang dan packing ulang, sekitar jam 15.15 kita turun. Perjalanan dari Pos Ksatria Beuheung Awi menuju Pos Solomod hanya 20 menit, tetapi perjalanan dari Pos Solomod ke Petilasan memakan waktu sampe 1 jam 20 menit, maklum bosku jauh banget kan jalur dari Solomod sampe Petilasan itu. Dan akhirnya kita tiba di Rumah Abah Narta pas setelah Adzan Mahgrib, kita langsung pamit sama beliau dan langsung kembali ke Basecamp Siliwangi. Setelah itu semua, akhirnya petualangan kita di Gunung Salak 2 ini selsai dan kita semua Alhamdulillah sehat walafiat sampe rumah masing-masing. Sampai jumpa lagi Gunung Salak!

-------------------------------------------------------------------------------

Berapa lama waktu untuk naik dan turun?

Naik

Etape 1
Basecamp Siliwangi – Rumah Abah Narta
30 menit (pake mobil)
Etape 2
Rumah Abah Narta – Petilasan/pintu rimba
25 menit
Etape 3
Petilasan/Pintu rimba – Pos Solomod
160 menit / 2 jam 20 menit (banyak banget istirahat)
Etape 4
Pos Solomod – Pos Ksatria Beuheung Awi
45 menit (jalan santai banget, deket kok jaraknya)
Etape 5
Pos Ksatria Beuheung Awi – Puncak Fajar Kencana
45 menit (daypack)
Etape 6
Puncak Fajar Kencana – Puncak Prabu Salak 2
130 menit / 2 jam 10 menit (banyak istirahat, jalur terberat, dan daypack)

Turun

Puncak Prabu Salak 2 – Pos Ksatria Beuheung Awi
130 menit / 2 jam 10 menit (Turun lama banget di 4 tanjakan tebing)
Pos Ksatria Beuheung Awi – Pos Solomod
20 menit
Pos Solomod – Petilasan
80 menit / 1 jam 20 menit (trek terpanjang)
Petilasan – Rumah Abah Narta
15 menit


Bagaimana caranya kesini?

Cara ngeteng :

  1. Dari Stasiun Bogor atau Terminal Baranangsiang, kalian cukup naik taksi online aja biar gak ribet.
  2. Kalo mau naik angkot, jujur gue gak paham nomor berapanya, tapi naiklah angkot yang ke arah Tamansari.
Kendaraan Pribadi :
  1. Kalau kalian naik mobil, bisa keluar di Gerbang Tol Bogor. Dari situ arahkan kendaraan kalian ke arah Mall BTM. Nah dari BTM cukup gunakan maps dan ketik "Siliwangi Adventure", lokasi dekat SMAN 1 Tamansari dan sangat akurat.
  2. Kalau naik motor, sama kayak mobil, pokoknya arahkan motor ke Mall BTM, sisanya ikuti kayak petunjuk di mobil aja ya.


Tipsnya ni coy

  1. Buat kalian yang baru pertama kali mendaki Gunung Salak 2 via Ajisaka, sebaiknya gunakan jasa guide dari Siliwangi Adventure. Cukup terjangkau kok hanya 150ribu per tim nya.
  2. Kalo dari basecamp menuju titik pendakian yaitu Rumah Abah Narta, sebaiknya si pake kendaraan sendiri atau sewa angkot kesana. Kalo jalan kaki, bisa memakan waktu 1,5 hingga 2 jam perjalanan.
  3. Lokasi Rumah Abah Narta itu berada di atas Pura Parahyangan Agung Jagatkarta. Kondisi jalan setelah pura itu Innalilahi banget. Kalo rame-rame mau gak mau penumpang mobil harus turun karena kontur yang menanjak banget dan jalannya masih batu madakam.
  4. Sumber air terakhir di jalur Ajisaka hanya ada di petilasan.
  5. Tempat diriin tenda paling ideal adalah di Pos Ksatria Beuheung Awi. Setelah pos itu, maka tempat diriin tenda paling ideal lagi adalah di Puncak Bayangan dan Puncak Salak 2.
  6. Jangan mendaki di malam hari setelah Pos Ksatria Beuheung Awi karena kanan kiri adalah jurang, dan lo paham lah kenapa Salak agak gak direkomendasikan juga buat didaki di malam hari.
  7. Di jalur Ajisaka masih banyak pacet, apalagi kalo pas musim hujan, beuuuh merajalela deh.
  8. Jalur Ajisaka merupakan jalur yang paling gokil untuk mencapai Salak 2. Soalnya lo gak cuma di dalem rimba Salak yang rapet, tapi juga lo bakal sampe di Puncak Fajar Kencana yang terbuka dan pemandangannya oke banget!
  9. Jalur Ajisaka seakan seperti jalur yang benar-benar alami buat gue, ini adalah jalur yang "gunung banget" karena minimnya pendaki yang naik, hutannya masih sangat lebat, dan jalurnya masih sangat rimbun.

Oke deh itu dia cerita gue mendaki Gunung Salak 2 via Ajisaka. Gunung ini bener-bener ngasih pelajaran bagi siapa saja yang menjamahnya. Di gunung ini, kekuatan fisik, mental, kerjasama antar tim, dan juga nurani akan bener-bener diuji. Pokoknya persiapkan fisik dan mental dengan matang ketika kalian ingin mendaki gunung ini, khususnya untuk menuju Puncak Salak 2. Salam lestari dan salam secangkir kopi panas semua!



Gunung Salak Puncak 2
26-27 Agustus 2017

Komentar

Posting Komentar