Gunung Batu dan Curug Cibengang Jonggol, Pendakian Satu hari Beribu Keajaiban

Alhamdulillah ya, baru aja seminggu yang lalu tepatnya tanggal 7-8 Maret ke gunung Bongkok karena rencana awal seharusnya tanggal segitu ke gunung Batu tetapi ga jadi, akhirnya jadi juga. Pendakian kali ini menuju gunung yang memang tidak terlalu tinggi, hanya 875 mdpl tetapi mempunyai trek yang cukup gokil dengan pemandangan yang ga kalah indah dari gunung-gunung tinggi lainnya. Berada di pinggir banget Jakarta, Bogor, Bekasi, Cianjur, di daerah yang sering banget di bully malah banyak yang bilang daerah itu hanya lah mitos (asli ini temen-temen gue yang bilang), tempatnya bapak sony wakwak. Tetapi dengan semua bullyan tersebut, daerah ini bisa menjadi potensi wisata yang ga kalah dari daerah lainnya. Gunung Batu Jonggol!





Pendakian kali ini tetap bersama temen sepertemanan tetangga dari Balita, tk, sd, SMA, hingga kuliah juga, yang kemarin ikut ngedaki bareng ke Lawu yaitu si koya dan poci. Di sponsori oleh temen-temen baru gue yang ga kalah gokil dari mereka yaitu si ucit the badboy (naik gunung lawu bareng), kudis si manusia laknat, dan elsa si perempuan tapi kata koya ucit gajauh beda dari tronton (?). Kita berangkat dari meeting point yaitu dirumah si koya di villa pertiwi jam setengah 8 malam tanggal 14 maret 2015.

Untuk menuju Gunung Batu yang berada di daerah Jonggol, dari meeting point kita dapat ditempuh dengan menggunakan motor selama lebih kurang 2 jam setengah. Kami mengambil jalan ke arah Cibubur-Taman Mekarsari Cileungsi-Perumahan Citra Indah-pertigaan Jonggol Cariu-Gunung Batu. Perjalanan yang cukup jauh ini jika menggunakan mobil gatau deh bisa sampe di gunung Batu berapa jam. Soalnya daerah ini terkenal dengan kemacetannya yang cukup parah.

Perjalanan kami selalu mengikuti arah Cariu dengan melewati desa Mengker yang kata penduduk sekitar lebih dekat dan jalanan lebih manusiawi ketimbang lewat Dayeuh. Patokan gang ke gunung Batu ketika kita mengarah ke Cariu tidak ada, hanya berpatokan dengan SDN Mengker lalu kalian belok kanan, udah jalan terus aja kurang lebih 45 menit sampai di Gunung Batu.

Kami memilih parkir di Gunung Batu 2 dengan ditandai adanya plang dan berpatokan dengan mushola. Sebab kata warga sekitar bila kita memarkirkan di parkiran awal (memang kita akan melewatinya persis di kiri jalan dan orang-orang sana meneriakan parkir gunung batu) itu kurang aman dan jauh dari gunung Batu nya. Sesampainya di parkiran Gunung Batu  tepat jam setengah 12 malam, kami menitipkan motor dengan tarif 15ribu dan sudah tidak perlu bayar apa-apa lagi.

Jika kalian berniat mendirikan tenda, kalian harus jalan kaki terlebih dahulu dari parkiran motor selama kurang lebih 10 menit dengan trek santai. Ada 3 tempat camp disana, pertama setelah rawa-rawa kecil, kedua di dekat jalur menuju pendakian gunung batu (ladang warga), ketiga di shelter II gunung Batu. Kami memilih ngecamp di tempat kedua di ladang warga dengan konsekuensi tanah yang tidak rata dan banyak sekali batang-batang.  Setelah tenda berdiri, kami istirahat guna mempersiapkan diri untuk summit attack esok hari.

Tenda kami

Rencana hanyalah rencana, tetap Tuhan lah yang merestukan. Kami semua ternyata bangun sekitar jam 7 pagi, rencana untuk summit attack dan menikmati sunrise di puncak pun pudar. Tetapi ada hikmah dibalik kami tidak bisa summit attack. Banyak pendaki yang baru turun menyesal sebab kondisi awan yang mendung sehingga matahari enggan keluar. Ditambah banyak sekali pendaki yang melakukan summit attack, menyebabkan antrean panjang. Perlu diketahui bahwa puncak gunung Batu itu sempit sekali dengan kanan kiri jurang. Mendengar cerita tersebut, kami pun seakan tidak sia-sia untuk naik meskipun tidak melihat sunrise. Pada saat kami ingin naik pun cuaca juga kurang mendukung dengan keadaan mendung.

Pagi hari tiba

Kondisi awan mendung

Puncak gunung batu tepat disamping kami

satu persatu akhirnya bangun

Semua bangun, dan hanya beberapa menit setelah itu kami mempersiapkan diri untuk naik menuju puncak gunung batu. Kami naik hanya membawa daypack, itu juga ga semua cuma gue dengan isi air minum 2 botol, dan poci isinya kamera. Waktu pendakian normal kata orang-orang hingga puncak sekitar 1-1.5 jam saja. Tepat jam setengah 8 pagi kami melakukan pendakian. Trek awal hingga akhir yang kita temukan adalah tanjakan terus. Tanjakan awal hingga shelter II tidak begitu terjal dan masih manusiawi, hanya saja tanah yang licin membuat kami berhati-hati dalam setiap melangkah.

Trek awal yang masih manusiawi

Terlihat trek yang sangat licin

Para suhu laga pada ngapain neh?

Menunggu kontainer kuat menanjak lagi

Hingga sampai shelter II merupakan tempat camp terdekat untuk mencapai puncak. Di shelter II tersedia lahan yang tidak begitu luas, hanya untuk membangun belasan tenda berbagai kapasitas. Tetapi kami tidak mengecamp disana sebab dikhawatirkan sudah kehabisan tempat.

Shelter II
Medan pendakian dari shelter II menuju puncak semakin menjadi-jadi. Trek yang terjal diselingi bebatuan membuat kami harus sampai merangkak untuk menuju puncaknya. Ditambah kanan kiri jurang membuat nyali ciut bagi siapa saja yang takut akan ketinggian. Untuk mencapai puncaknya yang ditandai dengan tiang bendera, kita harus mengantri jika banyak orang sebab puncak yang sempit dan kanan kiri benar-benar langsung jurang. Perjuangan dari berbagai rintangan, akhirnya tepat jam 8.20 kami tiba di puncak ditandai dengan tiang bendera kecil yang menancap.

Trek dari shelter II menuju puncak

Trek menuju puncak

Trek hampir puncak


Menunggu antrean


Sambil menunggu mari foto
Saat kami hampir tiba di puncak, alhamdulillah sudah banyak pendaki yang sudah turun duluan, jadi kondisi tidak seramai saat pagi buta tadi. Lagipula cuaca juga cenderung mendung, sayang sekali matahari tidak keluar dari kandang nya saat itu. Menunggu beberapa menit untuk mencapai puncak, akhirnya kami gantian untuk kesana. Treknya cukup mengerikan sebab batu yang rapuh seolah-olah dapat longsor saat kami pijak. Di puncak pemandangan sangat indah sekali. Terlihat dengan jelas gunung Gede-Pangrango dengan dekat dan beberapa bukit disekitaran wilayah Jonggol, Cianjur, hingga Purwakarta. Banyak sekali spot untuk fotografi landscape disana, tetapi harus hati-hati ketika ingin menjelajah spot bagus dipuncak sebab trek bebatuan dicampur tanah sangat licin dan jurang kanan-kiri siap menerkam siapa saja bagi yang tidak hati-hati.



Puncak!

Pemandanga di puncak gunung Batu (gunung gede-pangrango dari jauh)

Trek menuju spot foto landscape terbaik
Di ujung puncak gunung Batu




Puas menikmati puncak gunung Batu, tepat jam 9.30 pagi kami semua bergegas turun kembali karena sudah ada pendaki yang mau menuju puncak. Perjalanan turun cukup ekstrim dari puncak hingga shelter II. Jika naik akan terjal sekali dan jika turun akan membuat pusing sekali sebab langkah benar-benar harus hati-hati. Sesampainya di shelter II penurunun mulai terasa enak, tinggal lari saja. Perjalanan turun kami tempuh hanya 30 menit saja. Sesampainya di tenda kembali, kami masak untuk mengisi perut yang memberontak karena belum sarapan dan bergegas packing untuk pulang. Tepat jam 11 siang kami bergegas pulang menuju parkiran motor dan salam perpisahan dengan gunung Batu yang sangat luar biasa ini.

Say goodbye ke gunung Batu!

Naik gunung menguatkan toleransi

Sesampainya di parkiran motor, rasa gerah dan gatel memang menggangu. Kami bertanya apakah ada curug di sekitaran sini, ternyata ada! Hanya berjarak kurang lebih 2 kilometer atau 10 menit dari gunung Batu dengan motor, kita akan sampai. Namanya curug Cibengang. Curug Cibengang agak tersembunyi dan masih alami banget. Dari penitipan motor curug Cibengang yang sebrangnya adalah sungai, kami harus menyebrangi sungai terlebih dahulu, melewati sawah, lalu menerobos sungai ditengah hutan. Tak jarang kami menemukan ular yang berenang di sungai sebab memang masih alami banget.

Meskipun masih agak sulit akses nya, sesampainya disana kita dimanjakan dengan curug yang cukup keren ini. Masih sangat sedikit wisatawan dari gunung Batu atau bukan yang menuju ke curug ini. Sesampainya di curug, kami langsung mandi. Segar sekali airnya dan sesekali kami minum sebab sangat segar dan jernih. Dan ga lama kami pulang dari curug karena cuaca yang sudah mendung dan memang sudah cukup puas kami mandi disana.


Curug Cibengang dibalik hutan itu (foto dari parkiran motor)



Sebrang sungai dulu

Melewati sawah (gunung Batu terlihat gagah)


Melewati pinggiran sawah

Melewati sungai ditengah hutan
Sudah hampir sampai
Sampai!
Curug Cibengang!
Ada beberapa tips dari saya bagi kalian yang mau main-main ke gunung Batu ataupun ke curug Cibengang yang cocok sekali bagi pendaki pemula untuk belajar dan dekat dari berbagai arah (saya cuma tau dari arah cibubur saja).
  1. Jika kalian dari arah cibubur, ambil terus saja mengarah ke Jonggol. Jika sudah sampai Citra Indah tandanya kalian sudah dekat dengan pertigaan jika ke kiri ke arah Cariu (ada Indomaret dan pom bensin) dan jika lurus akan mengarah ke kota Jonggol. Saya sarankan untuk belok kiri yaitu ke arah Cariu dan melewati mengker. Selain lebih dekat dari jalur Dayeuh, jalurnya juga masih manusiawi.
  2. Jika sudah mengikuti arah Cariu, patokan terakhir sebelum belok ke jalan arah Gunung Batu adalah SDN Mengker. Agak sulit memang sebab jalur yang kosong rentan mengebut dan sering kelewatan (saya aja kelewatan). Patokannya adalah jika kalian sudah bertemu asrama TNI AD, tandanya anda kelewatan dari SDN Mengker. Putar arah dan jalan pelan-pelan, SDN Mengker ga jauh dari asrama TNI.
  3. Ketika sudah menemukan SDN Mengker, belok gang persis di sebrang SD nya, sudah ikuti saja jalan.
  4. Ga lama dari perjalanan kalian akan menemukan tempat penitipan motor. Saran saya, JANGAN. Sebab kata orang sekitar tempat disitu kurang aman dan masih jauh ke Gunung Batu nya. Jalan terus aja sampe kalian menemukan plang gunung batu arah lurus dan satu lagi plang jika lurus mengarah ke gunung batu 3, belok kanan menuju gunung batu 1 dan 2, kalian belok kanan.
  5. Usahakan jalan dari rumah menuju gunung Batu jangan terlalu malam, sebab kata warga setempat banyak begal. Alhamdulillah waktu itu kami masih dilindungi Allah SWT.
  6. Bayar penitipan motor 15rb/motor, tidak ada bayar apa-apa lagi setelah itu kecuali membeli minum atau makan di warung pinggiran
  7. Bagi kalian yang ingin camp, jalan 10 menit dari parkiran motor. Yang enak memang ngecamp di shelter II, tetapi dari parkiran motor ke shelte II ga 10 menit, mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama sebab kalian membawa beban. Untung-untungan saja dan kalau penuh, cari tempat yang lain, di ladang masyarakat juga bisa.
  8. Pendakian memerlukan waktu normal 1-1.5 jam saja dari bawah, dari shlelter II hanya 15 menit. Siapkan fisik dan mental.
  9. Waktu baik untuk summit attack adalah jam 4 pagi sudah naik. Tetapi waspada terhadap jalur yang ektrim (setelah shelter II) dan kemungkinan antrean menuju puncak. Jika pengen enak ya kaya kami, santai saja.
  10. Jika kalian ingin ke curug Cibengang, dari parkiran motor jalan turun dan langsung belok kanan. Plang ke arah curug Cibengang ditandai dengan plang "jalan curug cibengan" jalanan berbatu dan terjal untuk sampai ke parkiran motor. Dari parkiran motor untuk menuju curug, cukup 15 menit saja. Hati-hati sebab curug Cibengang masih sangat alami sekali, banyak binatang aneh-aneh dan jalur yang masih ekstrim.
  11. Jangan lupa jangan tinggalkan apapun kecuali jejak, jangan ambil apapun kecuali foto, dan jangan bunuh apapun kecuali waktu.
Oke deh itu dia pengalaman dan tips dari saya saat berkunjung ke gunung Batu dan curug Cibengang Jonggol. Ditempat yang sering dibully ini, ternyata menyimpan potensi yang luar biasa yang orang lain saja tidak menduga ada tempat sekeren ini disana. Tetaplah terus bereksploring sobat dan salam lestari semua!

Komentar

  1. si perempuan yang ga jauh beda sama tronton :v sialan wkwkwk btw nice story bay

    BalasHapus
    Balasan
    1. kata-kata puitis kan itu sa dari tim skuy hahaha :D

      Hapus
  2. ahhhh, inget waktu itu dari sana turun sore, terus perjalanan menuju rumah malam dan itu gelap banget2an. sampe gangerti arah jalan. tapi untungnya ada rombongan motor lewat, jadinya ikutin dia aja hehe. waktu itu saya gatau kalo daerah situ rawan begal, gila beruntung banget saya. Alhamdulillah.
    oiya makasih mas tulisannya. bermanfaat banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. whaha untung ada rombongan buat pulang rame-rame ya, karena jalan disana masih sepi memang. Iya, terimakasih sudah membaca ya :)

      Hapus
  3. kalo mau nggak ngecamp, hiking aja kira2 estimasi waktu tempuh dr depok berapa jam ya? baiknya dari rumah jam berapa.thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo mba Reni, untuk estimasi waktu tempuh dari Depok, kalo naik motor paling 2-2,5 jam, kalo naik mobil estimasi ga nentu, bisa 3,5 jam bahkan lebih. Ya macetnya daerah Cileungsi itu yang parah banget

      Hapus
  4. seminggu yg lalu sempet kesana, balik dr sana abis magrib dan sumpah waktu arah pulang ngelewatin kebon yg panjang bgt udah gitu gelap gada lampu jalan sama sekali. mana kata warga itu jalanan rawan. gataunya rawan begal. untung selamet sampe rumah hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ternyata masih sama ya waktu 2015 saya kesana dan baru belum terkenal banget, masih, ga ada lampu, sepi dan rawan begal :D.

      Hapus
  5. Ka Kalau ngecamp bayar apa engga,terus langsung ngecamp

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo dulu si saya ngga bayar, cuma bayar parkir inap aja. Tapi kalo tarif sekarang saya kurang tau mba apa tetep bayar parkir aja atau ada bayar-bayar yang lainnya, hehe

      Hapus
  6. Thanks infonya..

    Kl mobil memungkinkan bisa sampai ke parkiran gunung batu kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih gan, cukup memungkinkan mobil bisa parkir di gunung batu :)

      Hapus
  7. Krennnnn...
    K sana ahhh
    Makasih bg infonya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 gan, terimakasih atas penilaiannya :)

      Hapus
  8. Kalo kesana tiketnya bayar berapa tuh kak ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo dulu cuma bayar parkir aja mba, mungkin sekarang ada tiket tapi terjangkau mba

      Hapus
  9. kalo dari arah dramaga akses rutenya lewat jalan mana aja bang ,trus brpa jem prjalanan bwt ksnanya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo untuk arah tercepat dari dramaga ke gunung batu mohon maaf saya kurang tau mas. Soalnya bisa mengikuti rute saya, tapi itu sangat sangat muter mas

      Hapus
  10. Halo?
    Mohon maaf tapi coba dicek lagi beberapa keterangannya, karena masih banyak dimention gunung Bongkok

    Gunung Bongkok soalnya di Purwakarta dan tracknya juga antar webbing, nah gue belum pernah ke gunung Batu makanya mohon direvisi ya kontennya biar ngga misinformasi

    Contohnya:


    "Say goodbye ke gunung Bongkok" di bawah foto

    dan ada lagi


    Untuk menuju Gunung Bongkok yang berada di daerah Jonggol, dari meeting point kita dapat ditempuh dengan menggunakan motor selama lebih kurang 2 jam setengah. Kami mengambil jalan ke arah Cibubur-Taman Mekarsari Cileungsi-Perumahan Citra Indah-pertigaan Jonggol Cariu-Gunung Batu. Perjalanan yang cukup jauh ini jika menggunakan mobil gatau deh bisa sampe di gunung Batu berapa jam. Soalnya daerah ini terkenal dengan kemacetannya yang cukup parah.


    :)
    Nice writing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh iya setelah 2 tahun dari tulisan ini, saya baru sadar kalo ada typo gunung batu jadi gunung bongkok! hahaha. Terimakasih banyak ya mba udah mengingatkan saya :)

      Hapus
  11. Kalo nanjak tanpa nginep brp jam??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo, kalo nanjak kecepatan normal sekitar 1-1,5 jam aja gan

      Hapus
  12. Mantapp sNgatt keren ceritanya:)thanks,jadi siap belajar mendaki👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bang, gunung batu ini emang cocok buat belajar mendaki

      Hapus

Posting Komentar