Pendakian Gunung Semeru 3676 mdpl : Si Gagah Atap Pulau Jawa, Puncak Abadi Para Dewa (Part 2)

Rabu, 14 Mei 2015


Mata masih seyep seyep, dingin nya ranukumbolo masih berasa banget di badan padahal uda pake sb plus jaket, trus banyak banget suara berisik "eh potoin dong, tulisan gue mana, kertas gue terbang, eh orang berenang" ternyata sudah pagi sodara-sodara. Sontak saya keluar dalam keadaan masih beler, masih setengah
sadar melihat indahnya sunrise ranukumbolo. Wuiih otomatis mata yang tadi penuh dengan belek langsung menuju ranukumbolo untuk mengambil air dan wudhu guna melaksanakan ibadah solat subuh. Setelah solat, baru deh menikmati keindahan panorama sunrise ranukumbolo yang gak ada matinya! Sumpah indah nya uda ga pake banget, tapi parah ga ada obat!


Mulai muncul sang surya

Silau sekali tetapi sangat indah

Tanjakan cinta

In memoriam di Ranukumbolo




 
Jadi, yang bangunin saya itu adalah si Kharisma sodara-sodara, dia memang sudah niat bangun pagi karena pengen hunting sunrise ranukumbolo katanya. Disusul Eko yang setenda dengan saya, kita bertiga foto-foto aja padahal muka masih pada beler. Ga lama semuanya pada bangun si Ali, Faisal, Retno, Nina dan yang terkebo adalah Abhu. Asli padahal uda saya injek masih ga bangun-bangun.

Setelah semuanya bangun, langsung deh kita masak-masak. Yang cewe membuat sop, yang laki nunggu aja hehe. Ya enggaklah kita kan laki-laki pengertian, saya menggoreng rolade sapi, eko dan yang lainnya membuat nasi. Setelah semua matang, langsung aja hajar bleh tuh makanan. Ternyata, rolade yang saya goreng rada asem. Kita lupa, makanan yang seharusnya ditaro di kulkas seperti sosis, naget, rolade, dan sejenisnya memang tidak bertahan lama apabila disimpan di dalam carrier. Mana tu rolade dibawanya dari depok pula. Tapi namanya juga perut uda laper, makan aja yang penting kenyang men!

Setelah perut sudah terisi, saatnya untuk packing dan melanjutkan perjalanan hingga ke Kalimati. Tepat jam 09.30 kami bergegas dari Ranukumbolo menuju Kalimati, trek yang harus ditempuh awal adalah tanjakan cinta (ciee). Yap jangan seneng dulu dengan namanya, itu tanjakan cukup ngetrek loh ternyata dan membuat ngos-ngosan juga. Mitosnya ketika kita melewati tanjakan itu jangan menoleh ke belakang dan sebut nama orang dalam hati yang menjadi idaman kalian. Tapi mana tahan, pemandangan dari tanjakan cinta itu indahnya ga ada obat!
Melewati tanjakan cinta yang cukup ngetrek

Ranukumbolo dari tanjakan cinta

Indahnya ga ada obat deh
Sesampainya di atas tanjakan cinta, kami semua rehat sejenak karena jujur melewati itu cukup menguras tenaga. Keindahan semeru mulai tampak ketika kita melakukan pendakian dari Ranukumbolo hingga kalimati. Pemandangan danau di atas awan Ranukumbolo, padang ungu yang luas atau Oro-oro ombo, dan puncak Mahameru yang mulai mengintip sudah dapat kalian nikmati sepanjang jalur pendakian.

Setelah tim sudah terkumpul semua, kami meneruskan perjalanan dan...Jeng Jeng! Oro-oro ombo yang sumpah indahnya uda gatau lagi deh! Ditambah puncak Mahameru yang mulai mengintip ketika berada di Oro-oro Ombo ini, sungguh pemandangan ciamik dan pada saat itu bunga nya sedang berwarna ungu, makin mempercantik saja. Perjalanan dari Ranukumbolo ke oro-oro ombo itu paling 20 menit, dari oro-oro ombo perjalanan turun lalu melewati savana yang kata orang adalah Lavender tetapi ternyata kata mas Alex itu adalah benalu loh. Kami melewati jalur pinggir karena lebih cepat. Tapi kebanyakan orang-orang melewati jalur tengah karena memang membelah oro-oro ombo tetapi jalur lebih curam dan jauh. Padahal lewat pinggir juga membelah oro-oro ombo loh, luas banget itu savananya.

Oro-oro Ombo di depan mata

Ini dia, Oro-oro Ombo!

Lagi-lagi TS numpang eksis

Melewati pinggiran oro-oro ombo

Oro-oro Ombo dengan background Tanjakan Cinta

Setelah melewati Oro-oro Ombo, tibalah kami semua di Cemoro Kandang. Yap namanya memang ga asing bagi saya karena sama persis kaya basecamp yang ada di Gunung Lawu. Di sini kita beristirahat sejenak sambil menikmati semangka yang dijual oleh penduduk sekitar Ranupani. Mereka rela berdagang di gunung untuk menghidupi keluarganya, salut! Kami beristirahat cukup lama karena menunggu si Deni, Kharisma, Ijong, dan Ali yang berfoto ria di Oro-oro Ombo. Ternyata setelah mereka berempat sampai, bukan hanya foto-foto, si ijong sedang mencari best spot untuk BAB, yeuuuh.



Setelah semua berkumpul, pendakian dilanjutkan lagi untuk mencapai Jambangan. Pendakian dari Cemoro Kandang hingga Jambangan cukup menguras tenaga. Trek yang panjang dengan kontur jalan yang menanjak tetapi tidak curam. Ada beberapa tanjakan curam selama perjalanan dari Cemoro Kandang hingga Jambangan, dan itu membuat kami beristirahat cukup sering karena kelelahan dan sengatan matahari yang cukup panas.

Si Ijong saking lelahnya malah sampai tidur, begitu juga bang fredy sama aldi juga tidur. Saya dan abu malas untuk tidur karena memang tidak mengantuk, hanya lelah saja dan menunggu trio ciwi-ciwi itu sangat membutuhkan kesabaran dan alhamdulillah kesabaran saya teruji hehe. Tetapi di penghujung jalur Cemoro Kandang, saya menyuruh si Nina, Retno, dan Farha untuk duluan saja, karena di depan sudah ada bang Alex, faisal, yari, huda dan Ojay. Saya, abu, aldi dan bang fredy ingin istirahat sebentar karena cukup lelah. Sedangkan dibelakang yaitu  ali, deni, ijong, eko, dan karisma.

Jalur Cemoro Kandang - Jambangan

Dominan tanjakan tapi kadang ada landai nya

Akhirnya setelah lelah hilang, saya abu aldi dan bang fredy melanjutkan perjalanan yang sedikit lagi sampai di Jambangan. Jalan terakhir untuk mencapai sana adalah melewati turunan terlebih dahulu lalu menanjak yang agak ngetrek hingga Jambangan. Setelah 2 jam perjalanan dari Cemoro Kandang, saya tiba di Jambangan dan ternyata trio ciwi, faisal, yari, ojay, bang huda, dan bang alex sudah leha-leha disana sambil menikmati puncak Mahameru yang terlihat sangat jelas.


Puncak Mahameru yang mulai tertutupi awan





Disini saya beristirahat cukup lama guna menunggu tim yang di belakang. Faisal, ojay, yari, nina, dan farha segera melanjutkan perjalanan ke Kalimati yang memang tidak jauh dari Jambangan, hanya 30 menit dengan kontur jalan yang cenderung menurun. Mereka duluan guna mencari spot untuk mendirikan tenda. Ga berselang lama, ali akhirnya sampai di Jambangan disusul oleh Deni, Eko, dan Kharisma. Ketika ditanya ijong dimana, ternyata doi sedang tidur karena kurang enak badan dan menyuruh kami untuk segera mendirikan tenda di Kalimati. Yasudah setelah itu kami semua meninggalkan Jambangan dan lekas menuju Kalimati.

Perjalanan menuju kalimati cenderung menurun dengan pemandangan si gagah puncak Mahameru secara dekat. Ga lama tiba-tiba dari puncak terlihat kepulan asap wedus gembel, sungguh pemandangan yang sangat ciamik pada saat itu.

Si gagah

Mahameru yang mengeluarkan wedus gembel

Seakan mimpi untuk mencapai puncaknya


Sesampainya di Kalimati ternyata sudah cukup penuh dengan pendaki-pendaki yang lain. Kami mendapatkan spot untuk mendirikan tenda dekat dengan plang Kalimatinya. Segera saat itu dibagi beberapa tim, trio ciwi beserta karisma dan abu memasak kudapan ringan seperti teh. Bang alex, eko, dan ali segera mengambil air di sumber mani yang jaraknya cukup jauh dari Kalimati tetapi memiliki kesegaran yang jauh dari Ranukumbolo, dan sisanya mendirikan tenda.


Dari kalimati, sudah terlihat dengan amat jelas puncak Gunung Semeru yaitu Mahameru. Seakan seperti ga percaya, apakah saya dan yang lain dapat sampai di puncak esok pagi nya, karena pemandangan seperti ini cuma saya dapatkan dari google saja. Oh ya dari 16 orang, yang cuma baru ke semeru adalah aldi, sisanya baru semua kesana. Makanya antara percaya dan gak percaya, apakah kami mampu sampai puncaknya yang sangat gagah itu. Kalimati sendiri sebetulnya batas akhir pendakian Gunung Semeru. Yah namanya belum pernah, kami jadi bandel sedikit mendobrak peraturan untuk tetap menuju puncak esok harinya. Dan ternyata ga cuma kami, semua pendaki pun juga sama ternyata.

Puncak Mahameru yang terlihat dari Kalimati

Ini dia yang namanya Kalimati


Setelah semua terkumpul termasuk Ijong yang memang sedang tidak enak badan, kami segera membuat makanan guna mengisi tenaga yang sudah habis selama perjalanan dari Ranukumbolo hingga Kalimati. Pada pukul 5 sore, kami semua bergegas tidak melakukan aktivitas apa-apa lagi dan langsung menuju tenda masing-masing untuk istirahat guna summit menuju puncak tertinggi pulau Jawa pada jam 11 malam. Oh ya wajib hukumnya tidur sebelum melaksanakan perjalanan ke Mahameru, minimal tidur 4 jam karena perjalanan pada dini hari yang sangat menguras tenaga.

Tepat jam 10 malam kami bangun semua dan persiapan apa saja yang harus dibawa saat summit. Tidak terduga, kami semua ternyata kekurangan air! Alhasil perorang hanya membawa 600ml air bahkan ada beberapa temen saya yang tidak bawa seperti Retno dkk karena memang air kami habis. Kami tidak tahu mengapa air habis, padahal bang alex, eko, dan ali sudah mengisi semua botol di sumber mani sampai dirigent isi 5 liter pun diisi. Dari pada pusing mikirin air, kami bergegas memasak spagetti karena wajib hukumnya makan sebelum melakukan summit attack.Setelah makan, Tepat jam 11 kami semua berkumpul dan berdoa agar pendakian menuju atap pulau Jawa ini lancar dan kami semua sehat sampai di puncak tertinggi bersama-sama, pendakian menuju atap pulau jawa, puncak abadi para dewa pun dimulai.

Bersambung ke Part III yaw



Komentar