Pendakian PRAU 2565 mdpl

Akhirnya gue bisa nulis lagi ni blog yang uda sepi banget dari bulan Februari. Ya biasalah bocah sibuk, kuliah, tugas, kuliah, tugas, kuis, uts, uas, renyah banget ga si idup gitu-gitu aja? Nah disaat ada peluang apa lagi tau lah ya kalian semua dari bulan maret hingga mei 2014 kemarin gue sempet-sempetin aja buat melampiaskan hobi gue ini, yak betul jalan-jalan muehehe. Ga banyak juga si sebetulnya gue ngelancong kemana, namanya juga liburan pas ada celahnya aja haha.


Sekitar bulan Mei awal, eh jangan langsung deh jadi gue ceritain aja awalnya. Awalnya ini ide si ipin (temen kampus, sekelas pula) yang dapet brosur ada pendakian ke Gunung Prau. Gunung Prau sendiri letaknya di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo. Yap jadi awalnya gue diajak tu sama si ipin, tapi gue masi ragu bisa atau ga nya, yowes jadi yang fix si ipin sama kakaknya aja. Tapi dipikir-pikir kayanya asik juga, yauda deh gue ikut join ga lama kemudian. Awalnya garing ye?Biarin daripada melempem :P. Penanjakan dimulai dari tanggal 3-4 Mei 2014, si ipin ninggalin gue duluan pergi ke jogja soalnya doi mau main dulu sama kakaknya, trus gue nyusul naik kereta sendirian dari Jakarta Kota (GBMS) ke Lempuyangan. Beruntung buat gue karena bisa satu kursi sama ibu-ibu, dokter, ya agak cerewet tapi makan ditraktir terus dari makan siang sampe makan malem haha. Sesampainya di Jogja gue dijemput sama ipin, kakaknya yang namanya rere sama temennya si acil. Ga pake lama kita langsung cus menuju kosan acil, nah gue sementara tidur disana, mempersiapkan tenaga karena besoknya gue bakal berkelana lebih lama dari jogja sampai puncak gunung Prau.

Sabtu, 3 Mei 2014

Di pagi yang cukup cerah alhamdulillah, gue mempersiapkan apa-apa yang sunah dan wajib di bawa untuk penanjakan nanti. Dimulai dari sarapan dulu di Burjo (kantin legend ni kata  anak kosan di jogja), sampai ya pemanasan ringan saja. Sekitar jam 9 si ipin jemput gue di kosan karena ternyata temen-temennya kumpul di kosan kakaknya dia yaitu si rere. Sampai kosan rere, udah ada bang Arip, bang Abi, Ambar, si Ipin dan kakaknya Rere. Kita berenam, awalnya si berempat cuma sama bang Arip, taunya temennya si rere ikut juga, makin rame makin heboh tjoy. Siap packing mulai dari nesting, tenda, perlengkapan, peralatan, logistik, let's making something rock tjoy!

Dari kiri (ambar, abi, arip, rere, dan gue) yang moto ipin


Perjalanan berangkat mengambil rute yang cukup memakan waktu, yaitu melalui Magelang, Temanggung hingga tembus Wonosobo dan Dieng selama 5 jam. Berbeda ketika pulang nanti yaitu melalui jalur Borobudur (lupa namanya haha). Akhirnya setelah pengarungan yang cukup melelahkan, kita tiba di Dieng, sungguh pemandangan yang membuat hati ini bergetar (yaelah bahasa lo tumben bener tong), lalu dingin meskipun cuaca sangat terik, itu baru di Diengnya lho, belum di puncak Prau nya.

Gapura Kawasan Dieng Plateu

Istirahat Sejenak

Setelah istirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan menuju basecamp Patak Banteng yang ga jauh dari gapura Dieng Plateu. Sesampainya di basecamp, kita istirahat lagi berhubung sore itu cuaca tidak mendukung karena hujan, dan diberikan briefing oleh panitia Chapter Jogja. Setelah istirahat, makan siang, dan memeriksa kembali isi bawaan, saatnya menuju Puncak Dieng.
Pos Pendakian Patakbanteng
Gunung Prau dilihat dari basecamp patakbanteng

Cek cek cek....
Penanjakan dimulai pukul 5 sore, iya sore banget dengan estimasi waktu tempuh normal yaitu 3 jam. baru jalan sebentar, kita sudah disajikan dengan anak tangga yang cukup curam, lalu disambung dengan jalan yang cukup menanjak. Asal kalian tau, ga lama dari jalanan yang cukup menanjak, kita sudah sampai di Pos 1, cepet yak. Di pos 1 kita hanya minum sambil ngambil nafas sejenak, lanjut kita menjelajah lagi untuk sampai pos 2. Oh ya jika kalian nanjak ke puncak prau via patakbanteng, terdiri dari 3 pos saja, pos 1 lalu pos 2 dengan pemandangan gunung sindoro dan Dieng, dan pos 3 yaitu di puncaknya. Lanjut lagi, perjalanan menuju pos 2 lumayan terjal, sebetulnya si ngga tapi karena sebelum kita jalan sudah hujan, jalur menjadi sangat licin, ini yang membuat kita cukup ngos-ngosan. Perjalanan Menuju Pos 2 kita disuguhkan dengan kebun-kebun milik warga Dieng semacam bayam. Berniat hati ingin mengambil bayamnya apa daya takut akan dosa. Sampai di Pos 2 kita istirahat sejenak, waktu juga menunjukan sudah pukul setengah 6 sore, menjelang mahgrib jadi kita mempersiapkan pakaian hangat + foto-foto dulu haha soalnya di Pos 2 view nya sangat subhanallah yaitu Gunung Sindoro yang menjulang tinggi.

Jalur menuju Pos 1 cukup terjal

Pos 1 Gunung Prau

Jalur menuju Pos 2, tanah

Jika menengok ke arah kanan, sindoro :)

Jika menengok arah kiri, Dieng :)

Touch down pos 2 dengan pemandangan Sindoro

Poto dulu keles




Beres istirahat kita meneruskan lagi pendakian menuju puncak terakhir menuju pos 3 yaitu puncak prau. Jalur menuju pos 3 atau puncak prau yaitu berada dalam gugusan vegetasi pohon pinus yang tinggi-tinggi. Jalurnya? diluar ekspektasi kita semua loh, sangat terjal! Ya gue pikir ini gunung ya kan pendek, pastinya jalur menuju puncaknya mah kecil lah, tapi ternyata kesombongan gue dan temen-temen bener-bener diuji. Jalurnya sangat terjal, bahkan kita beberapa kali harus istirahat. Ditambah hari sudah gelap dan udaranya sudah lumayan tipis dan dingin, membuat kami semua cukup kelelahan. Kami semua juga ga menyangka jalur gunung prau seterjal ini. Tanjakan yang hampir bisa dibilang 60 derajat, licin dan bebatuan membuat kami cukup terseok. Akhirnya setelah berjuang melalui terjalnya jalur menuju puncak prau, kita sampai di pos terakhir, yap di puncaknya. Kita langsung dikasi spot khusus panitia chapter jogja, sebab banyak sekali pendaki yang datang ke puncak prau saat itu. Gue ipin abi dan arip masang tenda sedangkan ambar dan rere masa mie rebus. Cuaca nya dingin, bahkan mie yang baru mateng aja bisa langsung gue telen tanpa melepuh ini tangan sama mulut. Setelah makan mie tadi yang sebagai "cemilan" dan tenda sudah terpasang dengan sempurna, kami memasang matras dan sleeping bag untuk tidur nanti. Tapi sebelumnya kita ngobrol-ngobrol ringan sambil dengerin lagu tenda sebelah, masak energen sama jahe dan menikmati dinginnya suhu di puncak prau. Ga lama berselang setelah itu, kami semua istirahat untuk menanti Sun Rise yang sangat terkenal dari Puncak Prau ini yaitu The Golden Sunrise!

Minggu, 4 Mei 2014

Minggu pagi sekitar pukul 4 pagi kami semua bergegas bangun dari mimpi indah untuk melihat Sunrsise dari puncak prau. Waktu gue membuka tenda, brrr dinginnya pol banget padahal kita sudah memakai jaket tebal, sarung tangan, kupluk dll. Tapi sebelum menuju bukit diatas kita dimana spot yang cukup sempurna untuk melihat sunrise, kita membuat jahe dulu untuk sekedar menghangatkan. Tak berselang lama akhirnya telor itu pecah, subhanallah indah sekali melihat sunrise yang sesempurna itu, warna nya yang merah keemasan menjadi daya tarik siapa saja yang mendaki ke gunung prau. Setelah sang surya memancarkan sinarnya, terlihat dengan jelas gugusan gunung yang ada di Pulau Jawa Khususnya Jawa Tengah. Terdekat kita bisa melihat dengan sangat sempurna yaitu gunung Sindoro Sumbing, Merapi, Merbabu, dan Ungaran. Di kejauhan juga terlihat cukup jelas yaitu Gunung Lawu. Dengan lautan awan di bawah kaki, ucapan puji syukur alhamdulillah selalu gue ucapkan melihat indahnya dunia ini.
Sudah mulai terlihat Flare nya

Poto rame-rame

Pecah sudah telurnya :D

Golden sunrise

Golden sunrise nya kaya telor setengah mateng

Setelah puas berfoto diatas puncak sambil menikmati sunrise dan pemandangan yang menakjubkan, kita menuju tenda lagi untuk sarapan. Sarapannya ya jangan ditanya, fix mie always in our heart haha soalnya kita bawa logistik yang instan aja. Paling ada pelangkap macem roti tawar, susu, dan juga energen. Setelah sarapan kita langsung beres-beres untuk turun. Awalnya kita mau ikut acara chapter jogja yaitu penanaman pohon, tapi karena kita juga mau jalan-jalan dulu, jadi ya kita pamit duluan. Cuaca nya sangat terik, tapi juga dingin, hal ini yang ngebuat gue jadi gosong parah pas pulangnya.

mie mie mie...

Bang mie atu ya :p

Mie siap, perut pun kenyang :9

kopi kopi nya boleh...

berfoto dengan banner chapter jogja

berfoto dengan panitia chapter jogja

Gugusan Gunung, waktu pagi yang paling perfect bgt

Bukit Teletabis nya gunung Prau

Foto-foto dengan panitia sudah, kita akhirnya turun dari puncak prau. Dari puncak ternyata terlihat terjalnya jalur dari pos 2 menuju pos 3 atau puncaknya. Kita pun turun juga harus jongkok sebab jalurnya sangat licin, tanah dan bebatuan. Kanan kiri pun jurang. Kami ga nyangka semalem melalui jalur ekstrim ini haha. Pas turun kita juga banyak istirahat dan pemandangan yang paling asik adalah melihat kawasan wisata dieng dari ketinggian sepeti telaga warna. Jalurnya memang sangat curam tapi terbayar dengan pemandangan jika kita naik atau turun dikala siang hari.


Istirahat + poto dulu


View telaga warna dari ketinggian + bonus ada awan

Kebayangkan terjalnya jalur ini :)



Setelah beberapa jam akhirnya kita tiba lagi di basecamp patakbanteng. Kita hanya mengambil helm dan motor, lanjut menuju perjalanan ke Kalianget untuk mandi air hangat :D. Sesampainya di kalianget yang berada diantara dieng dan wonosobo, kita disambut dengan hujan yang sangat deras. Tapi cuaca ini pas banget dimana kita juga ingin mandi air hangat sekedar merelaksasi kaki yang pegal dan pastinya badan yang baunya uda ga karu-karuan. Setelah mandi dimana gue dan temen-temen menyewa kamar mandi standar privat cuma 3000 perak selama 15 menit, rasanya plong, seger gila badan yang pegel abis naik turun gunung ilang semua. Sudah bersih, saatnya pulang menuju Yogyakarta kembali melalui jalur ke arah Borobudur, waktu tempuh cuma 3,5 jam, hemat 1,5 jam dari waktu berangkat kemarin. Setibanya di Yogya sekitar jam 7 malam, kita makan dulu rame-rame dan akhirnya saling berpamitan satu sama lain. Buat abi, arip, ambar, dan rere, sampai jumpa di puncak selanjutnya! Buat lo pin, Petuk koe wkwk.

Gue dan Ipin pulang bareng hari senin naik kereta Bogowonto. Asem banget ternyata kereta yang mau kita naikin itu kecelakaan di daerah ciledug. Alhasil gue dan ipin cuma bengong, tidur, makan di stasiun tugu jogja. Keberangkatan seharusnya pukul 8 kurang 15 pagi menjadi pukul 6 kurang 15 sore. 10 jam kami menunggu kereta ini, tapi yasudahlah yang penting sampai dirumah dengan aman dan sehat.




Komentar