Backpacker ke Pacitan : Kota Teluk Penuh Pesona

Rencana ini adalah rencana dadakan, spontan, dan tanpa penuh perencanaan yang gue akan lakuin bersama temen SMA gue yaitu si Jati dan Joyo. Rencana memang awalnya mau ke Solo aja, sekitaran sana kan juga banyak wisata. Tapi ternyata, beberapa minggu sebelum keberangkatan, gue tiba-tiba asal ceplos aja ngelancong ke kota kelahiran mantan presiden kita pak SBY karena pesona nya yang uda kesohor. Jati deal, si Joyo pun deal, akhirnya kita putuskan pelancongan kali ini menuju kota teluk nan indah, kota 1001 Goa katanya, Pacitan!






Kamis, 19 November 2015 - Berangkat!!!-

Untuk menuju Pacitan, sebelumnya kita mampir dulu ke tempat Joyo di Solo untuk istirahat dan mencoba wisata air yang berada di Klaten. Kita menggunakan kereta Progo tujuan Yogya Lempuyangan yang berangkat jam 22.30 dan sampai disana jam 06.55. Tepat jam 22.30 kereta malam pun tiba dan jugijagijugijagijug berangkat lalu bobo ganteng ala Leonardo dikaprio.
Jumat, 20 November 2015 -Umbul Ponggok-

Perjalanan kereta terasa sangat cepat karena selama perjalanan gue emang tidur pules bener. Bangun-bangun uda terang banget, gue kira ni kereta telat soalnya diluar uda kaya jam 7 pagi tapi saat itu kereta lagi berhenti di Kutoarjo, dan pas gue nanya Jati sekarang jam berapa, ternyata jam 6, dan di luar uda terang bener.
Kereta kita sampe tepat waktu persissss kaya yang tertera di tiket. Luar biasa dah pokoknya KAI sekarang, bisa meng-ontime kan seluruh kelas kereta dari eksekutif-bisnis-ekonomi maupun lokal, keren dah. Sampe di stasiun Lempuyangan, kita beli tiket Kereta Prameks tujuan Solo Balapan karena memang tujuan kita menuju Solo.

Kita sampai di Solo jam 9 pagi dan setelah itu dijemput trus istirahat sebentar dikosan Joyo yang terletak di belakang UNS (doi anak UNS pertanian). Setelah solat jumat, makan siang, kita cuss menuju wisata air yang terletak di Klaten, yang uda hits banget pokoknya padahal berenang nya ama ikan, yap Umbul Ponggok!

Perjalanan dari kosan Joyo menuju Umbul Ponggok ga pake lama, cuma memakan waktu 1 jam saja. Untuk rutenya, dari Solo lempeng aja ngikutin jalan Solo - Yogyakarta, nanti ada gapura selamat datang di Klaten, jalan dikit ada puteran, nah disana kita belok deh, jangan muter ya. Dari situ lurus terus aja nanti ada petunjuk ke Umbul Ponggok, ikutin aja. Untuk transportasi umum, gue kurang tau kalo menuju ke dalem Umbul Ponggoknya soalnya jalan nya menuju desa banget.

Oke setelah bayar retribusi sebesar 8ribu/orang ditambah alat snorkel 13rb, kita langsung byuuur banyune seger tenan, jernih, ditambah buanyak ikan, sayang ga boleh diambil trus dimakan :(









Sebetulnya ada berbagai macem properti unik di dalem kolam seperti sepeda, kursi, tenda, bahkan motor jadul. Tapi kita ga boleh foto disana, kata ibu-ibu yang jualan gorengan, properti tersebut disewain seharga 250rb, hmm mahal juga ya tapi gatau itu bener apa ngga soalnya kita ga nanya langsung ke pihak yang berwenang. Oh ya ada juga fotografer underwater yang bisa kalian sewa jasanya sebesar 100rb/jam. Kita mah ga perlu lah, nikmati aja dengan harga minimalis.
Setelah 1 jam lebih berenang sama ikan, kita pun naik keatas karena sudah mulai kedinginan. Setelah bersih-bersih dan makan, kita pulang lagi menuju Solo untuk istirahat buat besok backpacker yang sesungguhnya. Sesampainya di Solo, ternyata si Joyo dan temennya yaitu Nuke yang sama-sama besok mau ke Pacitan, berhalangan ga bisa ikut soalnya ada pembekalan KKN di kampusnya dan itu minggu pertama. Yasudah deh akhirnya yang ke Pacitan cuma gue dan Jati aja pake motor si Joyo besok.

Sabtu, 21 November 2015 -Ride to Pacitan, Explore Goa Gong, Pantai Klayar, dan Pantai Banyutibo-

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, sekitar jam 6 pagi gue uda beberes apa yang bakal gue bawa buat ke Pacitan. Setelah sarapan dan buat lauk untuk bekel supaya irit, gue dan Jati pun bergegas meninggalkan Solo untuk menuju Pacitan menggunakan motor.

Perjalanan dari Solo menuju Pacitan pake motor hanya memakan waktu 2 setengah jam aja, itu emang gue rada ngebut normal bawanya rata-rata 90km/jam terus soalnya jalannya kosong banget. Rutenya kalo dari Solo adalah Solo-Sukoharjo-Wonogiri-Baturetno-Donorojo-Pacitan. Setelah sampai di perbatasan kabupaten Pacitan, tujuan kita ngelost aja dan yang paling deket saat itu adalah Goa Gong.

Perjalanan dari jalan raya Solo-Pacitan menuju goa Gong tidak begitu jauh, hanya 20 menit saja kita sudah sampai. Dengan membayar retribusi 12ribu dan parkir 2ribu, kita sudah puas untuk menikmati keindahan Goa Gong yang katanya salah satu goa tereksotis di Asia. Kita ngaso sebentar karena capek habis berkendara jauh, sekitar jam 12an kita masuk menuju goa gong yang penuh misteri ini.

Pintu masuk goa
Kita masuk goa Gong cuma ditemani headlamp gue yang hampir redup, didalem itu ga begitu gelap karena ada lampu yang disusun sedemikian rupa sehingga cukup menerangi jalan. Jalurnya pun sudah sangat bagus dengan dibuat anak tangga dan terdapat kipas gede di dalem supaya pengunjung ga kepanasan bahkan sampe kehabisan napas.

Stalaktit dan stalakmit di goa Gong bagus parah! Keduanya menyuguhkan layaknya kerajaan bawah tanah yang tersembunyi dan memancarkan aura yang menawan. Ada salah satu stalaktit dan stalakmit yang menyatu dan menghasilkan sebuah batuan kristal. Di dalam Goa Gong, terdapat genangan-genangan air dan percikan air dari batu-batunya, menandakan goa tersebut masih "hidup" terus tumbuh untuk stalaktit dan stalakmit nya. Pokok nya goa Gong keren dan salah satu destanasi yang sayang dilewati kalo kalian berkunjung ke Pacitan.

Awal masuk mulut Goa

Kondisi remang

Batuan Kristal Goa

Kerajaan Bawah Tanah

Setelah puas menikmati keindahan goa, uda cukup kepanasan, dan pada saat itu tiba-tiba dateng rombongan yang rame nya naujubillah, kami mengakhiri jelajah goa ini. Setelah menjelajah goa, kita berdua bingung mau kemana lagi, akhirnya kita putuskan untuk menuju Pantai Klayar yang sangat ikonik di Pacitan. Lagipula jalur menuju pantai Klayar memang searah dengan Goa Gong. Dari goa Gong hanya memakan waktu 30 menit saja dengan kontur jalan yang naik turun. Di jalur selatan Pacitan tersebut, bukan hanya pantai Klayar yang bisa kita jelajah, tetapi juga bisa pantai Banyutibo, Buyutan, Karang Bolong. Bahkan setelah pertigaan menuju pantai Klayar, ada jalur menuju Pantai Srau.

Kita sampai di loket lalu membayar perorang sebesar 12ribu dengan tarif parkir motor 2rb saja. Kondisi pantai saat itu cukup ramai tapi ga sumpek. Setelah parkir motor, kita langsung menuju karang yang memang menjadi primadona dari Pantai Klayar. Tapi sayang, waktu itu ombak sedang tinggi dan gede banget, jadi kita ga boleh deket-deket karang bahkan berenang. Sluring alam pantai Klayar yang menjadi keajaiban disana pum ga bisa kita denger.

Bibir pantai Klayar

Ombak besar di Pantai Klayar

Karang Primadona Pantai Klayar

Ternyata ada spot asik buat menikmati panorama Pantai Klayar ini  yaitu dengan menanjak bukit yang berada di sisi timur pantai Klayar. Untuk menaiki bukit tersebut, kita dikenai biaya lagi sebesar 2ribu saja, jalurnya ga nanjak banget kok. Sesampainya diatas, luar biasa pemandangan nya yang ga bisa kita liat dari bawah!



Karang Sluring Alam
Setelah puas menikmati indahnya pantai Klayar, kami bergegas pindah ke pantai lain yang dekat dengan pantai Klayar. Di pantai Klayar kalian bisa sewa motor ATV dengan tarif 70rb/jam, cukup asik main motor-motoran di pasir pantai yang tebel banget itu. Kami putuskan untuk saat itu menuju Pantai Banyutibo.

Perjalanan menuju Pantai Banyutibo tidak lama, hanya 20 menit saja dengan kontur yang masih naik turun. Dengan membayar retribusi sebesar 5ribu saja, kita sudah dapat menikmati indahnya pantai Banyutibo. Pantai itu dinamai Banyutibo karena ada air terjun yang langsung jatuh ke bibir pantai, semacem pantai Jogan yang ada di Yogya. Sayangnya, saat itu debit air terjun ga begitu deres soalnya Pacitan memang belum diguyur hujan sama sekali, ga kaya Jakarta yang awal november aja uda kek badai ujannya. Lantas hal tersebut tidaklah memudarkan keindahan dari pantai Banyutibo ini loh, tetep bisa kalian nikmati bahkan kalian bisa berenang di batuan deket air tejun.



Foto kita di Banyutibo ga banyak karena Handphone dan kamera sudah pada lowbat. Kita ga lama di Pantai Banyutibo karena ingen ketemu orang untuk meminjam peralatan camping, rencananya kami memang ingin berkemah di pantai Srau. Sekitar jam 3 sore kita pulang dari pantai Banyutibo untuk menuju kota Pacitan karena kami ingin bertemu orang yang menyewakan peralatan camping tersebut. Sebetulnya dari Pantai Banyutibo ataupun dari Pantai Klayar, bisa langsung menuju ke Sungai Maron, Pantai Watukarang, Pantai Srau, hingga kota pacitan. Tetapi kami melewati jalur lewat goa Gong lagi karena kata masyarakat sekitar jalur yang mengarah Pantai Srau dari Klayar itu extrim banget tanjakan dan turunannya ditambah masih rusak jalurnya.

Perjalanan dari Pantai Banyutibo sampai pertigaan jalur solo pacitan hanya 45 menit. Selanjutnya dari pertigaan kami mengarah ke timur untuk menuju kota. Saat menuju kota, kita dihadapkan ada pertigaan, kedua jalur tersebut sama-sama mengarah ke kota tetapi ada yang janggal soalnya kalo lurus itu khusus mobil besar, yasuda kita belok kanan ikuti rambu. Ternyata jalur tersebut muter-muter membelah hutan, bahkan kita tiba-tiba di pinggir pantai Teleng Ria, walah ternyata ini jalur selatan Pacitan, bukan jalur utama.

Perjalanan kita jadi sangat lama dan malah tembus-tembus di pantai Teleng Ria, waduh mana gue dan jati juga uda capek banget ditambah waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, kami istirahat dulu di Masjid Agung Pacitan yang gajauh dari Alun-alun. Acara camping kita di Pantai Srau terpaksa ga jadi soalnya kalo kita paksain, bakal kena malem disana dan jalurnya itu minim pencahayaan. Kita juga ga punya duit untuk sewa hotel karena kami cewek cowok harus pisah kamar, ga mungkin satu kamar hotel malah bisa diciduk ntar. Akhirnya lobilisasi dengan penjaga masjid, ngobrol-ngobrol santai dan doi juga orangnya ramah banget, kita diperbolehkan untuk tidur disana, ahay ngegembel men!

Gue ga nyangka, meskipun masjid agung, tapi fasilitasnya oke banget. Ada kamar mandi khusus mandi dan buang air yang bersih banget, ditambah cukup banyak juga pelancong dari berbagai daerah yang sengaja ngegembel tidur di masjid, soalnya aman karna dijaga 24 jam dan juga nyaman menurut gue. Setelah malam semakin larut, akhirnya kita istirahat untuk petualangan di esok harinya.

Masjid Agung Darul Falah Pacitan From tjatatandaritimoer.wordpress.com

Minggu, 22 November 2015 -Pantai Srau, Sungai Maron, dan Pantai Ngiroboyo-

Adzan subuh berkumandang kenceng banget di pagi buta itu yang membuat gue bangun dari petualangan dalam mimpi. Setelah solat subuh, si Jati mandi dulu, gue tidur lagi sebentar, ga lama kita langsung pamit dan menuju spot yang asik lagi yaitu Pantai Srau dan Sungai Maron. Kita tau jalur ke pantai Srau karena ada petunjuk jalan pas di jalur selatan Pacitan, tetapi ke sungai Maron kita mengandalkan GPS sekitar saja yaitu masyarakat. Sebelum menuju tempat tersebut, kita isi perut dulu supaya bertenaga.
Sambil sarapan, kita pun nanya-nanya sama warga sekitar mengenai letak sungai Maron. Ternyata sungai Maron itu bisa ditempuh dari Pantai Srau, bahkan tembus sampai Pantai Klayar. Tetapi akses menuju kesana itu extrim jalurnya, hmm kita jadi mikir tapi tidak membuat goyah untuk menuju kesana. Setelah sarapan kami pun bergegas menuju pantai Srau melalui jalur selatan yang lewat Teleng ria.

Perjalanan dari tempat kami sarapan yaitu deket pantai Teleng Ria menuju Pantai Srau hanya memakan waktu 40 menit saja dengan kontur yang naik turun. Nanti kita ketemu pertigaan jika ke kiri mengarah ke pantai Srau, dan ke kanan menuju Pantai Watukarang, Sungai Maron, hingga tembus Pantai Klayar. Sesampainya di Pantai Srau, kami membayar retribusi sebesar 7ribu/orang dan 2ribu untuk motor.

Pantai Srau itu memiliki 3 spot pantai yang dibatasi oleh bukit karang. Kita ngobrol sama penjaga tiket mana pantai yang terbaik, mereka menjawab pantai 2 lah yang cukup baik dan campingable padahal kita gamau camping. Setelah melewati pos retribusi, pantai 1 memang cukup biasa ditambah ombak yang sangat besar. Pantai 2 cukup bagus karena viewnya yang diapit bukit karang dan memang campingable karena terdapat banyak pohon kelapa di pinggir jalan dan tanahnya pun  padat. Kita menikmati dulu keindahan yang ada di pantai 2 ini dengan sruput secangkir kopi panas.

Si bebek

Sruput dulu biar kuy

Panorama Pantai 2 Srau

Bersama si jancoeek
Puas menikmati Srau 2, kita melanjuti ke pantai srau 3. Ternyata pantai Srau 3 ga kalah cakep dari pantai yang ke 2, malah ombaknya lebih tenang karena berupa teluk yang diapit oleh 2 bukit karang. Sebelum menikmati air lautnya, kita mendaki dulu bukit karang untuk menikmati keindahannya dari atas. Gokil parah pemandangan dari atas bukit pokoknya!

Pantai 3 srau

pemandangan dari atas bukit

maknyus lah
Setelah cukup puas menikmati indahnya pantai srau dari atas, saatnya untuk menikmati air laut dan pasir nya yang putih banget. Meskipun ombak ga gede, hati-hati karena saat itu gue nemeuin banyak banget ubur-ubur baik yang terdampar maupun berenang di bibir pantai. Waspada aja soalnya sengatannya bisa bikin panas dingin loh soalnya ubur-ubur warna ungu itu yang mereka catut untuk diwaspadai karena berbahaya. Setelah puas menikmati indah nya Pantai Srau secara keseluruhan, kita pun lanjut lagi menuju spot selanjutnya yaitu Sungai Maron.

Untuk menuju sungai Maron dari Pantai Srau, kita balik lagi sampe pertigaan trus belok turun kiri yang mengarah ke Pantai Watukarang tembus Klayar. Perjalanan dari situ tanjakan turunannya cukup ekstrim. Untuk petunjuk sampai ke Maron, ikuti aja plang yang mengarah ke Pantai Klayar. Sebelum sampai di Sungai Maron, kita bakal menuruni turunan yang curam banget, rem motor/mobil harus dalam kondisi yang prima deh pokoknya. Setelah turunan tersebut, sampe deh kita di pintu masuk sungai Maron dengan perjalanan selama 1 jam dari pantai Srau.

Untuk masuknya dikenai biaya perorang 2ribu dan motor 2ribu. Jalan menuju loket kapal sudah rapi dan bagus. Sesampainya di loket, kami cukup melongo karena kita berdua dan untuk sewa kapal ternyata 75rb/kapal untuk 2-3 orang. Mahal bingit padahal kalo kita berempat atau berlima, biayanya cuma 100rb/kapal atau paling murah 20rb/orang buat kapasitas 5 orang. Waduh males banget kan ngeluarin biaya banyak. Alhamdulillah, kita ketemu rombongan dari kota Pacitan yaitu mas Fajar bersama keempat rekannya. Setelah gue ngobrol sama mereka, akhirnya mereka mau kita masuk ke rombongan mereka supaya bayar murah, ahayyy rejeki.

Meskipun kami berenam, kapal ternyata muat kok soalnya kalo 7-8 orang itu harus di pisah jadi 2 kapal. Intinya, maksimal banget kapasitas kapal, itu 6 orang dengan 1 pemandu. Kita kira, meskipun berenam harganya tetep 100rb, ternyata naik broh jadi 120rb/6 orang atau 20rb/orang. Jadi intinya ya paling murah itu buat mereka 20rb. Setelah pembayaran beres, saatnya pengarungan! Sungai saat itu tidak begitu hijau tetapi juga tidak coklat, cahaya matahari yang sudah terik karena sudah jam 10 pagi membuat gradasi warna sungai jadi kurang bagus. Bagusnya si pengarungan dimulai pagi hari atau sore hari soalnya sinar matahari sudah mulai soft.

Dermaga Maron


Siap pengarungan

Bersama teman-teman dari Pacitan

Pengarungan ini sangat terik loh, maksudnya ga ada tempat teduh sama sekali dari sinar matahari. Pakai topi, pakaian tertutup, atau sunblock lumayan supaya kulit ga kebakar atau takut item. Gue? Kulit gosong nanbuluk itu uda melekat banget pokoknya di gue, malah orang kaget kalo gue ngeliat rada bersih dikit mukanye. Oke setelah pengarungan sejauh 4km atau selama 20menitan, kita sampai di bibir pantai yaitu pantai Ngiroboyo. Sungai Maron memang bermuara di pantai tersebut, disana kita bayar lagi 5ribu apabila pengen ke pantai. Pantai nya menurut gue bagus karena ada saung-saung untuk santai, cuma saya pasirnya yang rada kehitaman jadi ga kaya pantai sebelumnya yang gue kunjungi. Tapi di pantai Ngiroboyo ada hal yang unik yang ga ada di pantai lain. Lo bisa liat gambar dibawah ini



Nah itu deh salah satu keunikan yang ada di pantai Ngiroboyo, tulisan-tulisan menggelitik yang membuat gelak tawa pengunjung. Setelah puas menikmati pantai Ngiroboyo, kita pun kembali lagi ke pos awal pakai perahu. Sesampainya di dermaga, kita berpisah sama temen-temen bang Fajar yang baru banget gue kenal kemarin, semoga bisa berjumpa lagi dilain waktu.

Setelah itu, akhirnya kita putuskan untuk pulang kembali menuju Solo karena sudah cukup siang dan untuk istirahat sebelum pulang ke Jakarta. Perjalanan pulang kita mengarah ke Pantai Klayar, ternyata bener kata warga sekitar, jalur dari Maron sampai sebelum Klayar atau persisnya di pertigaan menuju pantai Ngiroboyo itu ekstrimnya parah! Tanjakan hampir 65 derajat dengan kontur jalan yang rusak parah, panjang, dan berkelok pulak, motor kita yang 125cc aja ngeden parah di tanjakan tersebut.

Untunglah setelah tanjakan tersebut, jalur sudah beraspal mulai dari pertigaan sebelum ke Klayar hingga pertigaan jalur Solo-Pacitan. Kami sampai lagi di Solo sekitar jam 4 sore, istirahat sebentar di kosan Joyo sambil ngecengin doi kaga ikut, trus nyari oleh-oleh malemnya, dan akhirnya kita pun pulang kembali ke rumah dengan kereta Matarmaja hingga sampai di Jakarta lagi hari senen paginya dengan sejuta pengalaman selama Backpacker ditambah Ngegembel di Pacitan.

Ada beberapa tips dari gue buat kalian yang mau Backpackeran ke Pacitan
  • Kalo kalian dari Jakarta, bisa gunakan bus langsung dari Kampung Rambutan tujuan Pacitan. Biaya gue gatau, bisa di cek di mpok google.
  • Kalo gamau naik bus, kalian naik kereta tujuan ke Purwosari, Solo Balapan, atau Solo Jebres. Nah dari ketiga stasiun tersebut, baru kalian menuju terminal Tirtonadi.
  • Dari Solo, kalian pakai bus Aneka Jaya trayek Solo-Pacitan dengan tarif sekitar 20-30rb dan lama perjalanan bisa 4 jam karena banyak ngetem.
  • Untuk naik motor, kalian bisa dari Solo maupun Yogya. Dari Solo rutenya adalah Solo - Sukoharjo - Wonogiri - Baturetno - Donorojo - Pacitan. Kalau dari Yogya, rutenya adalah Yogya kota - Wonosari - Semanu - Pracimantoro - Pacitan.
  • Penginapan murah banyak di pusat kota seperti Hotel Pacitan yang deket sama alun-alun, pokoknya banyak kok yang murah.
  • Mau tidur di masjid kaya kita? Woles banget tapi ijin ke penjaga supaya mereka tau ada tamu yang tidur di Masjid yang mereja jaga.
  • Untuk explore Pacitan supaya efisien waktu, baiknya gunakan sepeda motor, di Pacitan ada beberapa rental motor dengan harga yang bersahabat (cek mpok google)
  • Versi gue, wisata Pacitan itu bisa dibagi 2 kalo kalian dari pusat Kota yaitu Pacitan barat yang mencakup panta Teleng Ria, Srau, Watukarang, Sungai Maron, Klayar, Banyutibo, Goa gong, Putri, Tabuhan, dan Pacitan timur yang mencakup Pantai Pancer, Pantai Soge, Pantai Taman. Khusus bagian timur, sudah ada JLS yang tembus sampai Tulungagung loh.
  • Jangan takut kehabisan bensin di tengah jalan, karena banyak kok pedagang bensin eceran meskipun di dalem hutan dengan harga yang masuk akal (perliter cuma 8rebu)
  • Kalo mau nanya-nanya lebih, boleh di komen insya Allah dibales secepat mungkin :D

Oke deh itu aja sharing pengalaman gue Backpacker dan ngegembel di Pacitan dan mampir main ke Solo dan Klaten. Wisatawan adalah tamu di daerah orang, sangatlah bijak untuk selalu menjaga keindahan alam yang kalian tuju dan menaati peraturan yang tertera disana. Jangan merusak keindahan alam yang diciptakan oleh Tuhan, karena itu merupakan warisan agar anak cucu kita nanti bisa menikmati keindahannya juga. 

Salam ransel dan salam secangkir kopi semua!


Pacitan, 19-22 November 2015


Komentar

  1. :D lucu juga qoute di dua foto terakhir :D
    salam kenal mas..belum nyoba yng susur sungai naik perahu itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga mas, wah harus coba bang kalo kapan2 kesana lagi :D cuma saran saya bagusnya kalo gak pagi atau sore

      Hapus
  2. Kisah mengispiratif nih mas hehe,keren ceritanya,oh iya mas kalo misalnya saya melakukan perjalanan 2 hari di pacitan naik motor dari solo ,dengan tujuan goa gong pangai klayar pantai banyu tibo sungai maron,untuk hari pertama dari arah solo baiknya kemana dulu mas?terus untuk hari keduanya sebaiknya kemana ?terimakasih hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih mas Aris, untuk Goa Gong, Banyutibo, Klayar, dan Maron itu semua searah mas yang nantinya tembus di jalur alternatif ke kota Pacitan. Itu bisa seharian tapi kalau mas Aris sudah sampai di Goa Gong Pagi hari. Untuk hari ke-2, saran saya coba ke wilayah timur Pacitan. Saya belum sempat kesana karena keterbatasan waktu padahal disana juga ada spot keren seperti pantai Taman, dkk :)

      Hapus
  3. Pantai klayar dengan pantai buyutan untuk spot pemandangan nya bagusan yang mana ya mas, dan yang lebih deket goa gong pantai klayar apa buyutan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf mas Nandi, baru sempat dibalas.Untuk perbandingan pantai Klayar dan Buyutan, kebetulan saya waktu itu belum pernah ke pantai Buyutan. Kalau dari Goa Gong, saya lihat sih sama saja mas untuk ke Pantai Klayar atau Buyutan, karena memang searah dan terpecah di pertigaan antara ke pantai Klayar, Banyutibo, dan Buyutan :)

      Hapus
    2. Halo mas Nandi, untuk menjawab pertanyaan mas tentang pantai buyutan bisa dibaca di blog saya lengkap www.citradolen.blogspot.com
      Matursuwun

      Hapus
    3. Halo mas Nandi, untuk menjawab pertanyaan mas tentang pantai buyutan bisa dibaca di blog saya lengkap www.citradolen.blogspot.com
      Matursuwun

      Hapus
  4. kalo saya dari solo naik kereta stasiun balapan arah wonogiri terus lanjut rent car ada nga disana??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk itu mungkin ada. Cuma saya ga bisa mastiin rent car tersebut dapat dipakai keluar kota dan provinsi, karena letak pacitan yang berada di Jawa Timur sedangkan Wonogiri berada di Jawa Tengah :)

      Hapus
  5. Mau tanya, budget abis berapa selam trip ke pacitan?
    Mau nyoba backpakeran juga soalnya hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. waktu itu saya cuma habis sekitar 500rb sudah termasuk tiket kereta ekonomi jakarta - solo pp. Tapi itu juga karena ada temen di solo sebagai tumpangan nginep dan juga motor buat saya pake ke pacitan nya

      Hapus
  6. maaf mo nanya mas bro,kalo ke sungai maron bs pake elf gak? atau kalo bawa mbl sdr dgn kondisi sopir blm pernah kesana riskan gak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa mas bro, cuma perlu hati-hati aja soalnya tanjakan dan turunan yang curam di sana. Aman-aman aja pake mobil sendiri dengan kondisi sopir belum pernah kesana, selama sopirnya punya pengalaman nyetir lama aja :)

      Hapus
    2. satu lg mas bro,kalo sewa perahu disitu emg disediain pelampung?

      Hapus
  7. Halo Mas
    Ngangkot ke pantainya bisa ngga ya? Hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada tapi itu jarang dan ga semua pantai dilalui angkot mba

      Hapus
  8. kalau dari wonogiri naik motor perkiraan berapa jam ya mas sampe kebanyutibo ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seingat saya sekitar 1 jam lebih dikit mas, tapi waktu itu kecepatan motor saya di atas 60 terus ya

      Hapus
  9. yang camping di pantai srau banyak nggak bang?

    BalasHapus
  10. nice post mas, mau nanya kalo dr pacitan ( sungai maron, banyu tibo, dll) ke pantai sage searah atau jauh ya mas, thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo mba Yenny, terimakasih atas penilaiannya :). Kalau dari sungai maron atau banyu tibo ke pantai sage itu jauh mba. Pantai Sage itu arahnya ke timur dari kota Pacitan (info ini saya dapat dari google maps)soalnya saya belum pernah ke sage dan hanya berpatokan dari maps, hehe.

      Hapus
  11. Nice post mas
    Saya rencana mau ke pacitan bulan besok
    Klo naek bus turun d pacitan ke pantai klayar jauh ga yaa N tempat penyewaan motor d daerah mana yahh,,!
    Soalnya rencana sendiri backpakeran disana nanti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo bang Hendra, terimakasih atas penilaiannya :). Kalo dari terminal ke Klayar lumayan jauh mas, intinya masnya ikutin arah yang ke goa gong aja soalnya jalurnya lebih baik daripada ngelewatin jalur sungai maron. Kalau penyewaan motor cukup banyak mas di kota, cuma saya ga punya kontaknya hehe.

      Hapus
  12. terimaksh bnyk mas bro, blog ini sangat membantu sekali,kmrn sabtu tgl 17 september sy trip kesana, sekedar info jln ke arah pantai klayar & kali maron sdg diperlebar spy akses lbh mudah,kemudian dermaga di kali maron jg sdg dibangun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama mas bro, saya ikut seneng kalo tulisan saya ini bermanfaat :). Widih asik dong ya, emang itu jalur harus dilebarin sama diperbaikin, extrim banget waktu saya kesana haha

      Hapus
  13. ada yang kurang nih mas bro, pengalaman setelah dr pantai gak ada salahnya nyobain pemandian air hangat di arjosari, sy lupa namanya, tp dr pacitan cn 30mnt naik motor. dijamin pegel2 lgsg ilang, cmiiw

    BalasHapus
  14. Boleh minta no hp ga? Terima kasih sebelumnya.

    BalasHapus

Posting Komentar