Jalan-jalan ke Cilacap dan Purwokerto : Eksplorasi Pantai dan Curug yang Luar Biasa

Tahun baru saja berganti, tepat jam 00.00 tahun 2015 berganti ke tahun 2016 dan mulai dibuka lembaran baru lagi untuk kehidupan kita. Disaat orang-orang pada masih tidur gara-gara abis begadang di malam pergantian tahun, gue malah ngantri di terminal karena pengen beli tiket bus, maklum kereta uda habis. Jalan-jalan ini awalnya sama sekali ga terencana, tiba-tiba sebelum tahun baru, gue mau aja jalan-jalan ke tempat yang deket, kebetulan temen gue yang namanya Hani dan Ipin lagi pulang kampung, maka jadilah tujuan gue untuk menuju tempat kalian, yap Cilacap dan Purwokerto lah gue pilih sebagai jalan-jalan di awal tahun ini!


Tepat tanggal 1 Januari pagi harinya gue ngantri tiket di pool bus Sinar Jaya yang di Depok tepatnya di jalan Margonda samping Bank BNI dan Balai Kota, gue kira bakal sepi gara-gara pada masih tidur, ternyata uda mengular euy antriannya. Singkat cerita akhirnya gue dapet tiket tujuan Bobotsari yang nantinya berhenti di terminal Purwokerto berangkat jam setengah 4 sore, hmm bakal mati kutu disana ni soalnya pasti gue sampe Purwokerto dini hari banget.

Sabtu, 2 Januari 2016

Bus yang gue tumpangi akhirnya tiba di Purwokerto jam setengah 1 pagi, bener-bener cepet banget berkat adanya tol Cipali. Sembari menunggu bus yang ke Cilacap baru ada setelah subuh, gue tidur dulu di masjid yang ada di dalam terminal Bulupitu. Buat kalian yang kepagian sampe Purwkerto dan tidak ada yang jemput, istirahat saja dulu di masjid, aman banget soalnya ada marbot yang ngejagain.

Selepas subuh, sekitar jam setengah 6 gue langsung menyari bus ke Cilacap tapi yang melewati Menganti supaya cepet. Ternyata bus sudah ada dan siap berangkat. Cukup membayar 15ribu saja gue uda dianter sampe terminal Cilacap dengan lama tempuh 1.5 jam saja. Singkat cerita gue sampe di Cilacap jam 7 dan saat itu Ipin uda ngejemput gue.

Rencana kita di hari pertama ini adalah jalan-jalan menuju pulau yang dikenal Alcatraz nya Indonesia (lebay sih), yap karena tingkat keamanan dan narapidana yang di penjarakan disana yaitu yang kelas kakap (kelas cumi gak ada ya?), yap kita berencana main ke Nusakambangan!

Untuk menuju Nusakambangan, pertama kita menuju Teluk Penyu dulu karena kita kesana pakai perahu kecil, bukan berenang. Setelah sampai di Teluk Penyu, kita sudah disuguhi pemandangan Nusakambangan yang udah keliatan deket banget, berenang juga bisa paling ya gempor atau gak ketabrak kapal gede banget.

Kita berdua awalnya ditawari tarif sebesar 100ribu untuk berdua pp, mahal banget, untung aja si Ipin adalah penduduk sana, dengan mengeluarkan kata-kata saktinye Inyong (Ra Ngapak Ra Penak), akhirnya kita mendapatkan tarif 40rb pp untuk berdua, cukup murah kan ya. Setelah naik kapal, saat nya goooooo!




Informasi buat kalian aja, saat ini spot Nusakambangan yang bisa kalian eksplore hanya di bagian timur saja yaitu Pantai Karang Bolong, Pantai Karang Pandan, Goa (lupa namanya) dan Benteng peninggalan Belanda. Untuk Pantai Permisan sudah dilarang karena dekat dari Lapas Nusakambangan yang saat ini sudah dijaga ketat. Perjalanan 10 menit akhirnya kita tiba di dermaga Nusakambangan.

Dari dermaga, kita jalan kaki untuk menuju Pantai Karang Bolong, tetapi sebelum sampai, kita akan melewati terlebih dahulu benteng yang cukup eksotis disini. Meskipun dibiarkan liar, justru hal itu membuat benteng ini menjadi sangat eksotis seperti Ta Prohm Temple di Kamboja tempat syutingnya Tomb Rider. Ya rasa mistis pasti keluar soalnya menurut cerita banyak pembantaian dulunya di benteng ini, tapi kita nikmati aja keindahannya, toh mistis di suatu tempat adalah bumbu dari masa lalu.

Sisi dalam Benteng




Setelah puas menikmati eksotisnya benteng ini, kita melanjutkan ke Pantai Karang Bolong yang sudah dekat. Ga pake lama, kita sampai di Pantai Karang Bolong yang pasirnya putih dan ombaknya tenang banget, padahal pantai ini berada di dekat Samudera Hindia yang notaben ombaknya sangat kacau. Pantai ini cocok banget buat kalian yang mau berenang, main pasir, atau santai-santai sambil menikmati sepoy-sepoy nya angin dan lalu lalang kapal besar di kejauhan sana.

Kaya di Bali loh

Ombaknya tenang banget

Karang Bolong disana


Puas menikmati syahdunya pantai, akhirnya gue dan Ipin memutuskan untuk balik lagi menuju Teluk Penyu dengan menelpon abang kapal yang kita tumpangi tadi. Oh ya untuk retribusi, kalian cukup membayar 2ribu rupiah saja (iya dua ribu rupiah) kalian sudah puas menikmati indah nya pesona timur pulau Nusakambangan.

Setelah sampai di Teluk Penyu, kita kembali dulu ke rumah untuk siap-siap dan pergi lagi ke suatu tempat, agak jauh sebetulnya tapi tempat ini cukup eksotis dan memang bagus banget. Berada di daerah Ayah, Kebumen, yap tujuan kita hari itu juga adalah menuju Pantai Menganti!

Singkat cerita, kita berangkat jam 1 siang, perjalanan melalui jalur lintas selatan Cilacap hingga Yogya. Lama waktu tempuh kami sampai di Pantai Menganti dari Cilacap adalah 1.5 jam dengan jarak 70km (cepet ya). Pada saat itu, suasana pantai sangat ramai sekali, maklum pas banget liburan akhir anak sekolah ditambah hari sabtu. Cukup membayar 12rb/orang, kita langsung menuju parkiran. Oh ya jalur dari jembatan cinta (Perbatasan Kabupaten Cilacap dan Kebumen) sampai pantai Menganti cukup ekstrim. Apalagi ketika kalian sudah dekat dengan Pantai Menganti, siap-siap aja deh dengan trek terjalnya.

Dari parkiran motor (kebetulan kita parkir diatas) cukup berjalan sebentar kita pun langsung disuguhi indahnya pemandangan pantai yang luar biasa dari ketinggian. Ditambah cuaca saat itu cerah dan sangat terik, membuat panorama Pantai Menganti 1345678910, ga ada duanya!

Digadang-gadang New Zealand van Java


Samudera Hindia yang sangat indah
Sisi Barat Menganti


Setelah puas menikmati indah nya pantai Menganti, kita melanjutkan perjalanan pulang karena hari sudah akan mulai gelap. Oh ya buat kalian yang mau ke Menganti, akses transportasi umumnya masih belum memadai, paling cuma sebatas daerah Ayah. Enaknya tu kesini bawa kendaraan pribadi ataupun sewaan supaya praktis, murah, dan efisien waktu. Buat kalian yang sewa motor, usahain motor yang cc nya 125an ya, soalnya treknya itu loh terjal sekalih. Untuk kalian yang dari Jakarta, enaknya turun di stasiun atau terminal Gombong, karena sudah cukup dekat untuk ke daerah Ayah.

Kami pulang kembali menuju Cilacap dan sampai sana sekitar jam setengah 6 sore. Malamnya, belum lengkap namanya kalau ke suatu daerah tapi gak ke alun-alun nya, soalnya alun-alun di setiap daerah tu bagaikan pelengkap disaat malam ketika gue bertraveling. Alun-alun Cilacap pada saat itu rame banget, seramai alun-alun kidul Yogya kira-kiralah, tapi seru memang bagus banget alun-alun nya. Setelah dari alun-alun, kita kembali lagi ke rumah dan istirahat supaya besok bisa jalan-jalan dengan keadaan segar bugar.





Minggu, 3 Januari 2016

Pagi hari yang cerah banget di kota Cilacap, tetapi gue harus pamit kepada orang tua Ipin yang udah baik banget mau numpangin gue buat bermalam bahkan dikasi makan selama disana. Rencana gue dan Ipin hari ini adalah menuju Purwokerto, ke tempat temen gue yang lagi pulang kampung, yang dulu juga ikut jalan-jalan sama gue ke Banyuwangi dan Malang, yaitu si Hani.


Kita berangkat jam 9 pagi dari Cilacap, singkat cerita kita sampai di Purwokerto tepatnya di daerah Larangaan dekat Universitas Muhammadiyah Purwokerto sekitar jam setengah 11 siang. Setelah sampai di rumah nenek nya Hani, kita disambut banget sama bapaknya, sodaranya, dan neneknya Hani pastinya. Setelah ngobrol-ngobrol dulu sama keluarga nya Hani, kita memulai jalan-jalan menuju Baturaden. Kita kesana bukan pengen ke wanawisata Baturaden nya ya, tapi kita ingin menjelajah curug yang ada disana yang digadang-gadang sebagai surganya curug (curug itu air terjun).

Dari rumah Hani, kita melewati jalur sisi timur menuju Baturaden dengan melewati peternakan sapi perah yang bagus banget viewnya. Singkat cerita, spot pertama yang kita temui adalah Curug Ceheng. Tapi kita skip soalnya kita pikir bisa dikunjungi saat kita pulang nanti. Pejalanan kita lanjutkan akhirnya kita sampai di spot bernama Telaga Sunyi, jadilah kita mampir dulu kesana. Cukup memebayar 10ribu saja kita sudah dapat menikmati Telaga Sunyi yang sangat bagus, banget! Airnya yang biru ditambah dinginnya hawa gunung, menambahkan syahdu disini. Tapi ga asik namanya kalo kita menikmati saja, gue pun memberanikan diri untuk nyebur ke dalem Telaga yang memiliki kedalaman 5 meter ini. Kalian boleh berenang tetapi bener-bener harus bisa berenang soalnya dalem dan dingin banget. Jangan terhipnotis sama keindahan bawah airnya, indah nya itu pake banget banget banget!


Telaga Sunyi yang damai banget

Harus berenang untuk sampai di spot ini

Trio sableng

Airnya biru kehijauan
Setelah puas menikmati indahnya Telaga Sunyi, kita melanjutkan perjalanan lagi menuju curug selanjutnya. Kita bertanya kepada petugas parkir soal curug yang ingin kita tuju yang katanya si sebagai curug yang cukup keren di Purwokerto, yaitu Curug Telu. Ternyata jarak dari Telaga Sunyi menuju Curug Telu tidak terlalu jauh, tetapi papan petunjuk nya tidak ada. Intinya kalau kalian jalan hingga sampai di hotel Quenn Garden, masuk dikit ke arah hotel nanti ada gang kecil, nah itu jalan menuju Curug Telu.

Dari Hotel Quenn Garden menuju Curug Telu tidak jauh dengan jalanan yang turun. Sebelum sampai di lokasi tujuan, kalian akan menemukan curug yang tepat banget di pinggir jalan, penduduk sekitar menamai curug tersebut yaitu grojogan. Perjalanan selama 10 menit akhir nya kita tiba di jalan wisata Curug Telu. Sebelum ke parkiran, kita mampir dulu di warung makan sekitar sana baru deh kita lanjutkan perjalnan. Oh ya waktu itu untuk menuju parkiran, jalanannya baru pengen dibagusin, jadi buat mobil gak bisa parkir di curug melainkan harus di warung makan di jalan sebelum curug.

Dari parkiran, kita jalan sedikit menuju loket, cukup membayar 3ribu saja kita bukan hanya mendapatkan curug telu, tetapi juga bisa mampir ke Curug Lawang dan Sendang Bidadari yang dekat dari loket. Saat kita menuju curug Lawang dan Sendang Bidadari, menurut gue kaya Green Canyon yang ada di Pangandaran, keren!

Sendang Bidadari, tapi ga ada Bidadari nya

Pintu alami menuju Curug Lawang

Curug Lawang yang tersembunyi di balik Goa
Setelah puas menikmati indahnya Curug Lawang dan Sendang Bidadari, kita melanjutkan kembali untuk menuju Curug Telu yang ternyata masih di bawah. Trek menuju Curug Telu ini cukup menguras tenaga, karena anak tangga yang tinggi dan curam. Tetapi lelah kalian akan terbayar ketika sudah sampai di Curug Telu, menurut gue, curug ini sangat luar biasa kerennya! Ah pokoknya keren-keren banget curug di Purwokerto, pecah!

Bersama selir

Gagahnya Curug Telu

Curug Telu dari kejauhan

Sendang alami dari Curug Telu
Puas menikmati Curug Telu, kita putuskan untuk kembali menuju parkiran. Untuk menuju parkiran juga membutuhkan tenaga extra sebab tanjakan yang curum dengan anak tangga yang tinggi-tinggi, cukup membuat ngos-ngosan lho. Sesampainya di parkiran ternyat cuaca sangat mendung, ditambah sudah sore hari, akhirnya kita putuskan untuk pulang menuju rumah neneknya Hani.

Waktu perjalanan pulang, tiba-tiba kita terbesit untuk mengabadikan moment indah dimana hamparan bukit dan hutan pinus dengan latar Gunung Slamet yang sangat cerah. Sebetulnya tempat itu hanyalah tempat peternakan sapi perah, tetapi pemandangannya oke parah. Kita minta izin dulu kepada petugas setempat dan diizinkan untuk foto-foto dengan catatan tidak boleh melewati pagar pembatas. Yap tempat ini kita beri nama tanah Skandinavia yang ada di iklan susu, tapi ini ada di Indonesia!

Gunung Slamet yang gagah banget

Skandinavia nya Purwokerto


Setelah puas foto-foto, akhirnya kita beneran pulang sampai di tempat Hani. Singkat cerita, malamnya kita jalan-jalan ke alun-alun Purwokerto untuk ketemu sama temen SD gue yang kuliah di Unsoed. Kita ngobrol ampe malem banget sampe nanya-nanya curug mana lagi yang bagus di Purwokerto atau sekitar nya. Awalnya kita mau ke Curug Nangga yang ada di Ajibarang, tapi kata temen gue uda ga begitu bagus, dipilih lah sama dia curug yang masih di wilayah Baturaden juga, deket banget sama Curug Telu tetapi masih banyak yang belum tau. Oke perjalanan besok akan kita lanjutkan menuju Curug Tebela dan sekitarnya.

Senin, 4 Januari 2016

Pagi hari yang agak mendung di Purwokerto, tapi asli menurut gue cuaca disini itu panas banget pas gue dateng. Setelah semua pada bangun, sarapan, dsb, kita siap-siap untuk melanjutkan untuk menjelajah curug lagi yang ada di Baturaden. Tujuan kita hari ini adalah menuju Curug Tebela.


Curug Tebela jalannya searah dengan Curug Telu. Nah kalau kalian mau ke Curug Telu harus belok kiri mengarah ke parkiran, Curug Tebela ini masih lurus terus sampai kalian ketemu SD (lupa nama desa dan SD nya) kalian belok kiri. Tidak ada petunjuk menuju Curug Tebela, ada petunjuk ketika kalian belok kiri sebelum SD tersebut. Ketika sudah sampai, parkir, lalu kita melanjutkan dengan berjalan kaki menuruni tebing yang curam tetapi sudah dibuat jalannya.

Hanya memakan waktu sebentar saja, kita sudah sampai di curug yang waktu itu sangat privat banget, cuma kita bertiga aja loh, soalnya waktu itu anak sekolah uda pada masuk dan hari senin. Curugnya cakep banget, ada bebatuan unik di dinding nya seperti bekas patahan, curug Tebela emang keren banget si, air nya yang bewarna hijau tosca membuat siapa saja ingin untuk menceburkan diri.




Puas menikmati Curug Tebela yang sangat privat ini, kita melanjutkan untuk jalan menuju curug yang lain. Kita waktu itu pun memilih untuk mengunjungi Curug Bayan yang dekat dengan Pringsewu Baturaden. Perjalanan yang hanya memakan waktu 20 menit kita pun sampai di Curug Bayan. Lagi-lagi, pesona curug satu ini juga ga kalah sama curug lainnya. Walaupun curug ini sudah di kelola sedemikian rupa sehingga kealamiannya sedikit berkurang, tetapi cukup indah dipandang karena airnya yang kehijauan tosca dan cocok banget buat kalian yang suka berenang.

Curug Bayan


Kami tidak lama di Curug Bayan karena tiba-tiba cuaca yang kurang mendukung. Akhirnya kita putuskan untuk pindah curug lagi tetapi yang ga begitu jauh dari Bayan dan masih alami. Tanya-tanya sambil ngobrol sama tukang parkir akhirnya tujuan kami tertuju pada Curug Gomblang yang katanya hanya 2 kilometer dari Bayan karena letaknya yang masih di daerah Kedungbanteng.

Setelah perjalanan cukup lama, malah lebih dari 5 kilometer kita jalan, kok ga sampe-sampe, kita tanya penduduk sekitar ternyata Curug Gomblang ini jauh banget, dari parkiran motor saja masih cukup lumayan lama untuk jalan kaki. Yah padahal si mau banget tapi gimana, gue harus pulang sore itu juga karena ada urusan di Depok, si Ipin juga, Hani juga malem nya balik, yasudah kita tanya penduduk sekitar aja destinasi yang deket dari tempat kita berhenti apa, dan ditujulah kita ke tempat hits anak-anak Purwokerto yang mau ngerasain naik gunung tapi ga mau capek, yap bukit Trianggulasi.

Perjalanan dari posisi kami menuju bukit Trianggulasi tidak jauh, tiba-tiba ada plang kesana dengan jalur nanjak curam. Sebelum ke bukit, kita sempatkan makan siang deket parkiran motor lalu kita meneruskan perjalanan dengan jalan kaki. Perjalanan sampai Bukit Trianggulasi ga pake lama, kalo lari 3 menit sampe paling. Kita hanya sampai Bukit Trianggulasi saja, padahal ada bukit Cinta dan Datar, tapi ngga ah soalnya cuaca sudah mendung dan sudah terlihat hujan di sisi utara. Tempat ini keren banget, bisa melihat kota Purwokerto keseluruhan, Baturaden, dan sekitarnya, pokoknya ngecamp disini sambil menikmati sunrise itu keren parah si!

Bukit Trianggulasi yang sedang mendung



Kota Purwokerto terlihat jelas
Ga lama, tiba-tiba cuaca dari yang agak cerah langsung gelap dan petir, waduh langsung aja deh kita pulang menuju rumah Hani karena waktu juga sudah menunjukan pukul 3 sore, sedangkan bus buat ke Jakarta rata-rata jalan jam 6 sore dari Terminal Bulupitu. Setelah sampai rumah Hani, kita beres-beres sambil makan dulu, tepat jam 4 sore gue pamit dan berterimakasih ke keluarga Hani yang udah mau numpangin  dan mau gue repotin.

Setelah sampai di terminal, gue juga pamit ama si Ipin yang langsung balik ke Cilacap. Pas masuk terminal, jegeeer, rame bener kaya lebaran. Pas tanya agen Sinar Jaya, Pahala Kencana, Murni Jaya, dan Lorena untuk tujuan ke Depok atau Kampung Rambutan atau Bogor, ludes, total sampai besok. Sedikit panik gue, gimana pulang nya ini, akhirnya ga lama dateng bus Dewi Sri tujuan Rambutan dengan tarif 70ribu ekonomi tanpa ac, yauda daripada ga pulang, sekali-sekali gue nyoba lah bus ekonomi non ac biar ga paru-paru basah kena ac mulu.

Ternyata meskipun ekonomi, berangkat nya on time, jam setengah 6 sore kita jalan karena jumlah tempat duduk yang sudah terisi penuh, istirahat 1 kali di daerah Tanjung, dan gue pun sampai di Rambutan jam 2 pagi dengan keadaan sehat walafiat selamat sentosa.

Gue ada beberapa tips buat kalian yang mau jelajah Cilacap dan Purwokerto ini
  • Jika kalian mau ke Nusakambangan, usahakan agak rame kalau kalian tidak punya teman yang bisa bahasa ngapak. Kalo ada temen yang bisa bahasa ngapak, berdua pun ga masalah sebab harganya akan menjadi sangat murah. Kalo ga ada, ya rame-rame aja biar murah bareng wisatawan lain.
  • Pantai Permisan sudah tidak bisa di eksplor lagi, jadi kalian hanya bisa eksplore pantai Karangbolong, Benteng, dan Goa yang ada di sisi timur pulau.
  • Jarak dari Cilacap Kota menuju Pantai Menganti yang ada di wilayah Ayah Kebumen berjarak 63 kilometer atau 1.5 jam perjalanan dengan motor.
  • Kalau kalian dari Jakarta atau manapun dan mau ke Menganti, turun di terminal atau stasiun Gombong, soalnya lebih dekat lewat situ.
  • Usahakan untuk menyewa kendaraan baik motor atau mobil apabila ingin ke Menganti agar lebih efisien waktu dan biaya.
  • Purwokerto adalah surganya curug (gue juga baru tau ga lama ini) tepatnya di wilayah Baturaden, banyak curug yang bisa kalian eksplore sampai puas.
  • Untuk lokasi curug-curug yang masih sukar seperti Tebela, harus sering-sering bertanya kepada penduduk sekitar karena minimnya rambu-rambu curug, hanya ada rambu-rambu desa, jadi kalian harus apal dulu desa lokasi curug yang kalian ingin tuju.
  • Setelah bereksplore ria, jangan lupa untuk membawa apa yang kalian  bawa, jangan ditinggalkan disana, jadilah traveler yang arif akan alam.

Oke deh itu dia cerita gue waktu jalan-jalan  ke Cilacap dan Purwokerto di tahun baru 2016 ini. Meskipun seorang traveler adalah orang yang asik dan bebas mengekspresikan diri, tetep taati aturan baik yang tertulis atau tidak setiap kalian berkunjung ke suatu tempat. Jadilah traveler yang bijak karena alam ini buka hanya buat lo doang, tapi buat semua yang ingin menikmati keindahannya. Salam ransel dan secangkir kopi semua! 



Cilacap dan Purwokerto, 1-4 Januari 2015

Komentar

  1. mantapz gan jalan-jalan yuk ke : https://biaspemikiran.blogspot.co.id/

    BalasHapus
  2. Hallo ,bisa minta contwct untuk sewa mobil di mataram lepas kunci 250 rb gak yaa ? Terima kasih

    BalasHapus
  3. Telaga Sunyi sekarang udah mulai rame haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener bang, saya kesana waktu itu juga sudah mulai rame haha

      Hapus
  4. Ada contsct sewa motor ga ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mohon maaf kalo contact sewa motor saya gak ada bang karena saya bawa motor temen waktu kesini. Tapi cukup banyak persewaan motor kok di Purwokerto.

      Hapus
  5. Mau tanya yg peternakan sapi itu inget ngga daerah mana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Batu Raden nya mas, dari jalur sisi timur

      Hapus

Posting Komentar