Pendakian Gunung Sindoro 3153 Mdpl Via Kledung : Pendakian Pembuka di Awal 2016

Gunung oh gunung, kamu bagaikan biduan yang selalu dirindukan setiap pendaki. Hampir dua bulan lamanya, gue ga silaturahim ke gunung, terakhir ya pas gue ke Ciremai di akhir Desember. Ternyata, meskipun gue sering ngalor ngidul uda jalan-jalan kemana aja awal tahun kemarin, tetep aja gunung itu seperti magnet yang akan selalu dirindukan oleh setiap pendaki. Yah lo tau sendiri ya, bulan Februari itu bulan dimana curah hujan uda tinggi banget dan bisa juga disebut masa-masa "rehat" nya gunung. Banyak banget gunung yang di tutup khususnya Jawa Barat seperti Gede-Pangrango dkk. Setelah nyari info sana sini, akhirnya gue memutuskan untuk mendaki gunung yang ga jauh tapi juga ga deket dari rumah gue, berada di daerah Temanggung, gunung yang dari dulu uda pengen banget gue capai puncaknya, Gunung Sindoro 3153 Mdpl!


Rencana ke gunung Sindoro ini, kebetulan gue diajak temen kampus yang mau juga naik gunung tapi gatau mau gunung mana. Sebetulnya doi baru suka naik gunung itu ga lama, cuma suka mengagumi karya Tuhan yang indah ini, nama nya Lala. Trus doi juga ngajak temen-temen nya yaitu 2 perempuan dan 1 laki-laki yaitu Trisna si perempuan strong yang udah ngalor ngidul di gunung-gunung, nia yang katanya mau nikah bentar lagi entah sama siapa dan dia pendakian ke Sindoro ini adalah pendakian perdana dia, dan Yan si laki-laki yang kata anak-anak suka asik sendiri dan doi uda juga ngalor-ngidul ke gunung-gunung yang ada di Pulau Jawa.

Rencana sudah kita matangkan dari awal Februari, dengan dipilihnya Gunung Sindoro brarti kita harus spare waktu bolos kuliah 4 hari. Tapi sorry gue mah uda kelar urusan kuliah, lagi nyekripsi cuy. Akhirnya kita putuskan untuk mendaki Gunung Sindoro ini tanggal 26-27 Februari 2016 atau hari kamis dan jumat dengan harapan tidak ramai pendaki, jadi lebih intim dengan gunung gitu ceritanya.

Kamis, 25 Februari 2016

Rencana kami berangkat menuju Wonosobo dengan menggunakan bus dari Kampung Rambutan. Kita tiba di Terminal Rambutan sekitar jam 7 malam dan langsung menuju tempat parkir bus di belakang tanpa melewati loket terminal untuk menghindari calo. Kita sudah di parkiran ternyata bus terakhir ke Wonosobo sudah mau berangkat, alhamdulillah untung kita pas banget nyampe dan langsung jalan saat itu juga. Kita naik bus DMI tujuan Wonosobo dan bus berangkat tepat jam setengah 8 malam dengan tarif 85ribu untuk kelas bisnis ac konfigurasi bangku 3-2.

Jumat, 26 Februari 2016

Kita sampai di Wonosobo tepat 12 jam perjalanan, yaitu jam setengah 8 pagi sudah di Terminal Mendolo. Cuaca pagi saat itu sangat cerah, bahkan Gunung Sindoro dan Sumbing pun terlihat sangat jelas dari terminal. Melihat gunung Sindoro yang sangat gagah itu, seakan puncak nya memanggil kita untuk menjamahnya. Tepat jam 8 kita jalan kembali menggunakan bus kecil menuju Basecamp Kledung Sindoro, dengan tarif 10ribu dan lama perjalanan 40 menit, bus pun langsung jalan.
Gunung Sindoro dari Terminal Mendolo
Kita sampai di basecamp Kledung sekitar jam setengah 9an, dan kita langsung menuju basecamp. Basecamp Kledung ini bener-bener persis di pinggir jalan Magelang - Wonosobo, jadi kita ga perlu jalan kaki terlalu jauh atau menggunakan angkutan lain untuk menuju basecamp. Registrasi terlebih dahulu dengan membayar 10ribu/orang, kita bisa memakai fasilitas yang disediakan basecamp yaitu aula untuk istirahat, penitipan barang, kamar mandi, dan air bersih untuk keperluan logistik. Setelah kita diberikan arahan bagaimana medan, cuaca, dan rekomendasi tempat camp di Sindoro, kita merapatkan carrier lalu melanjutkan belanja logistik di pasar yang dekat dengan basecamp Kledung.

Sindoro terlihat dari basecamp


Gunung Sumbing tepat di sebelah kami
Setelah belanja logistik di pasar seperti sop, tempe, nugget, bumbu-bumbu, dll, kita packing ulang di basecamp. Rencana kita naik yaitu setelah solat jumat supaya berkah ceritanya. Ketika gue, Yan, dan pendaki laki-laki lain solat jumat, hujan dengan derasnya turun, waduh agak kicut juga sih kita belum naik uda dikasih hujan deres kaya gini. Setelah solat jumat, hujan masih mengguyur tapi sudah agak redaan. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya tepat jam 14.30 kita semua berangkat mendaki Gunung Sindoro dengan bismillah.

Etape Basecamp - Pos 1

Dari basecamp menuju pos 1 kita tidak jalan kaki, melainkan menggunakan jasa ojek dengan tarif 15ribu saja net. Kenapa kita naik ojek? Supaya hemat tenaga aja, dan waktu gue naik ojeg juga gue ngerasa ga rugi, jauh banget sumpah ga boong, uda kaya pas gue naik ke gunung Sumbing waktu itu, jadi gue ngerasa ga ada rugi nya buat naik ojek dari basecamp menuju pos 1. Perjalanan selama 15 menit naik ojek atau 1 jam setengah lebih jalan kaki, itu pilihan kalian, saran gue si tetep mending naik ojek aja. Tepat jam 14.45 kita sampai di Pos 1.

Etape Pos 1 - Pos 2

Perjalanan dari pos 1 menuju pos 2 treknya tidak terlalu sulit. Kita sudah masuk ke kawasan hutan yang cukup teduh. Untuk kesulitannya sih menurut gue ga terlalu banyak, tanjakan masih stabil seperti pada umum nya. Sudah terdapat banyak petunjuk arah jalur pendakian karena banyak terdapat cabang di jalur ini. Si Nia, pendaki yang baru aja mendaki ini cukup ngos-ngosan menghadapi treknya. Tapi gapapa, namanya mendaki itu bersama-sama, jadi kita selalu bersama selama perjalanan. 

Cuaca selama perjalanan dari pos 1 menuju pos 2 kadang hujan lalu berhenti, hujan lagi berhenti lagi. Akhirnya kita tiba di pos 2 dengan lama perjalanan 1 jam 45 menit atau jam setengah 5 sore. Alhamdulillah nya, sesampainya di pos 2, hujan deras langsung mengguyur, untung pos 2 itu berupa pondokan, jadi kita bisa neduh dan ngopi bareng pendaki lain saat itu.

Etape Pos 2 - Pos 3

Kita melanjutkan perjalanan kembali menuju pos 3 setelah setengah jam istirahat sambil neduh, padahal waktu itu hujan masih turun, tapi kalo kelamaan istirahat bisa-bisa beku kita. Perjalanan dari pos 2 menuju pos 3 treknya sudah cukup terasa berat karena trek berupa tanah dan berbatu, tanjakan nya pun sudah cukup sadis menurut gue. Kita pun bertemu malam di jalur ini dan menurut gue suasana waktu itu cukup krik dan agak mencekam karena hanya kelompok kita aja pada saat itu yang berjalan. Sebelum adzan mahgrib, kita berhenti dan makan nasi goreng yang dibeli dari basecamp.

Setelah mahgrib, kita melanjutkan perjalanan lagi menembus hutan Sindoro yang cukup lebat ini. Ga terlalu lama kita berjalan, dari vegetasi hutan berubah menjadi vegetasi ladang dan jalur sudah mulai terbuka. Cuaca malam saat itu berawan tetapi cerah, dengan jelas kita bisa melihat Gunung Sumbing dan juga gemerlap lampu kota Temanggung yang sangat indah itu. Trek dengan jalur terbuka dan beratnya medan membuat kita banyak istirahat, tetapi hanya mengambil senafas dua nafas saja karena kelamaan berhenti kita bisa kedinginan akibat dari angin langsung yang menghantam badan kita. Akhirnya kita sampai di pos 3 sekitar jam 20.15 malam atau 3 jam 15 menit perjalanan. Cukup lama karena kami banyak istirahat, yang penting mah kita enjoy. 

Ga lama setelah sampai kita langsung mendirikan tenda dekat pondokan Bapak Kuat. Ya, di pos 3 terdapat "sekuriti" yang menjaga tenda kita kalau sedang summit pagi-pagi buta, namanya Bapak Kuat, karena dengan entengnya berjalan dari basecamp menuju pos 3 hanya 2 jam saja. Setelah tenda sudah berdiri, kita masak-masak untuk mengisi tenaga, ngobrol sambil ngerokok sama Bapak Kuat, dan tepat jam 11 malam kita istirahat guna persiapan summit jam 4 subuh besok.

Sabtu, 27 Februari 2016

Summit Attack
  
Kita semua bangun sekitar jam setengah 4 pagi, awalnya kita ingin summit jam setengah 5, tetapi apa daya ternyata gerimis cukup deras saat itu. Yasudah sambil menunggu gerimis reda, kami membuat makanan untuk sarapan guna sebagai energi untuk summit. Singkat cerita, gerimis pun reda sekitar subuh jam 5an dan cuaca saat itu menjadi sangat cerah dan indah!
Sunrise di Pos 3

Samudera awan yang indah
 
Setelah packing apa saja yang akan kita bawa summit dengan dry bag seperti minum, dopping coklat, kamera, tepat jam setengah 6 pagi kita mulai mendaki untuk summit menuju puncak Sindoro.

Etape Pos 3 - Pos 4

Jalur dari pos 3 menuju pos 4 yang biasa disebut batu tatah itu sangat, sangat, sangat terjal. Trek didominasi batuan dengan jalur menanjak rata-rata 40-60 derajat kemiringan, membuat kita cukup ngos-ngosan. terlebih si Nia yang baru pertama kali mendaki, doi sempet jatoh mentalnya melihat tanjakan yang sama sekali ga ada bonus! Kami tetep mensupport dia supaya kuat untuk melanjutkan perjalanan. Jalur juga sudah sangat terbuka dan cuaca saat itu berubah sangat drastis, kadang kabut kadang cerah menjadikan cuaca cukup dingin. 

Meskipun jalur sangat berat, tetapi lelah kita akan terobati dengan memandang ke belakang yaitu dengan gagahnya gunung Sumbing dan jajaran gunung lainnya seperti Andong, Telemoyo, Merbabu, Merapi, bahkan Lawu pun terlihat saat itu. Singkat cerita, akhirnya kita sampai di pos 4 Batu Tatah dengan 2 jam perjalanan atau jam setengah 8 pagi dengan cuaca yang masih sangat cerah. Kesimpulan nya, trek dari pos 3 menuju pos 4 sangat berat karena kita harus mendaki 2 bukit yang cukup PHP.

Jalur awal pos 3 - pos 4

Pemandangan yang mengobati lelah

Jalur berbatu dan menanjak terjal seperti ini

Samudra awan
Etape Pos 4 - PUNCAK

Jalur dari pos 4 Batu Tatah menuju puncak jalurnya semakin berat. Ditambah lagi pada saat itu, kawasan hutan perdu dan juga padang Edelweis sedang gugur, sehingga trek dengan jalur terbuka dan saat itu kita menembus kabut yang sangat tebal, sehingga cukup dingin dan pandangan kita hanya sebatas belasan meter! Setelah melewati jalur bebatuan dengan rumput, beberapa menit sebelum puncak trek berubah menjadi batuan putih belerang dengan kanan kiri hutan mati layaknya di Papandayan.

Setelah melewati beratnya medan, dengan penuh semangat dan tekad yang kuat, alhamdulillah 1 jam 45 menit lamanya berjalan, kita semua sampai di Puncak Sindoro yang pada saat itu sedang di tutup kabut tebal, tetapi tidak menghilangkan dari keindahan gunung ini. Kita pun ga menyia-nyiakan untuk mengabadikan dengan kamera saat tiba di puncak!

Tim hore sampe puncak!

Hormat dulu, gak musyrik kok
Setelah puas foto-foto di puncak, kita gamau nyia-nyiain kesempatan untuk menyempatkan diri mengelilingi kawah. Dari plang puncak Sindoro, kalian ambil jalur ke kiri, haram hukumnya ambil jalur kanan karena berbahaya sama belerang beracun nya. Ga lama dari puncak, kita akan menemukan kawah mati Gunung Sindoro. Kawah mati ini sebetulnya cocok banget buat tempat camp, luas dan tertutup batu-batuan kawah.

Kita melanjutkan lagi dan akhir nya kita menemukan lapangan diatas awan layaknya Alun-alun Surya Kencana Gunung Gede, yap Sindoro punya Segara Wedi coy yang luas banget! Cuma sayang waktu itu pandangan kita terbatas cuma belasan meter aja, jadi yah kita cuma bisa liat sepintas aja ga bisa keseluruhan karena takut tersesat akibat kabut yang semakin tebal. Oh ya di dekat kawah mati dan segara wedi, terdapat sumber air yang berasal dari air hujan dan agak sedikit bau belerang karena memang kawasan ini sangat dekat dengan kawah.

Kawah Mati Sindoro

Sumber Air di Puncak

Patahan antara Kawah Mati dan Segara Wedi

Segara Wedi Sindoro

Hutan Mati sebelum puncak Sindoro

Setelah puas menikmati puncak Sindoro, kitapun turun kembali menuju tenda kami di pos 3. Singkat cerita, kami turun selama 2 jam perjalanan, cukup lama karena hujan dan angin kenceng banget ngebuat badan kita jadi oleng karena medan yang terbuka, normal mungkin bisa 1 jam lebih dikit. Sesampainya di tenda, kita membuat makan siang guna mengisi energi kita yang sudah habis setelah muncak dan untuk perjalanan turun.

Setelah semua beres, packing, kita pun akhirnya turun tepat jam 14.30 sore. Pamit terlebih dahulu ke Bapak Kuat dengan memberikan sisa logistik kita, saatnya katakan dadah ke Sindoro! Eh, baru beberapa menit turun, tiba-tiba hujan yang sangat deras turun. Jalur yang semula batuan dan tanah berubah menjadi aliran air di selokan, deres banget! Singkat cerita kami semua basah kuyup karena saking derasnya hujan dan seketika carrier menjadi berat semua, untung turun, coba pas naik, maknyus pak haji. Alhamdulillah kami tiba di pos 1 pangkalan ojek sekitar jam 17.20 sore atau 2 jam 50 menit perjalanan turun. Kami turun menuju basecamp menggunakan ojek kembali karena badan yang sudah mulai lelah, dan alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, kita tiba di basecamp kembali tepat jam 17.30 dengan keadaan sehat walaafiat.

Rencana kita untuk pulang ke Depok hari sabtu pun harus diundur jadi minggu pagi karena bus untuk ke Jakarta dan Depok itu rata-rata berangkat dari terminal Mendolo jam 4 sore, sedangkan kita baru sampe basecamp jam setengah 6 sore. Akhirnya kita bermalam sehari di basecamp yang mempunyai aula sangat luas yang memang ditujukan untuk tempat bermalam pendaki dan juga penitipan motor.

Sekarang saatnya kalkulasi berapa lama perjalanan kelompok gue baik naik maupun turun Gunung Sindoro ini. Perlu diingat, kalkulasi ini udah termasuk istirahat, jalan santai, istirahat lama, makan di jalur, dll. Jadi kemungkinan kalian bisa lebih cepat dari perjalanan kita, karena memang kita jalannya super santai :

Perjalanan Naik

Basecamp – Pos 1
15 menit (naik ojek)
Pos 1 – Pos 2
105 menit / 1 jam 45 menit
Pos 2 – Pos 3
195 menit / 3 jam 15 menit
Pos 3 – Pos 4
120 menit / 2 jam (Tanpa Carrier)
Pos 4 – Puncak
105 menit / 1 jam 45 menit (Tanpa Carrier)
TOTAL LAMA PERJALANAN NAIK
540 menit / 9 jam perjalanan
 

 Perjalanan Turun

Puncak – Pos 4
60 menit / 1 jam (Tanpa Carrier)
Pos 4 – Pos 3
60 menit / 1 jam (Tanpa Carrier)
Pos 3 – Pos 2
75 menit / 1 jam 15 menit
Pos 2 – Pos 1
100 menit / 1 jam 40 menit
Pos 1 – Basecamp
10 menit (naik ojek)
TOTAL LAMA PERJALANAN TURUN
305 menit / 5 jam 5 menit
 


Nah kalau tadi udah tau kan berapa lama gue naik dan turun gunung Sindoro ini, sekarang gue mau ngasih beberapa tips buat kalian yang mau mendaki Gunung Sindoro ini :
  1. Untuk menuju Gunung Sindoro dari Jakarta, bisa menggunakan bus tujuan Wonosobo seperti Sinar Jaya, DMI, Rosalia Indah, Pahala Kencana, Dieng Indah, dll pokoknya banyak. Mau murah ya naik aja Sinjay atau DMI, masih dibawah 100rb uda kelas bisnis ac.
  2. Bisa juga buat kalian yang naik kereta, turun di stasiun Purwokerto lalu naik angkot ke terminal Bulupitu, lalu meneruskan bus yang mengarah ke Wonosobo.
  3. Setibanya di Terminal Mendolo, kalian tinggal meneruskan perjalanan dengan bus yang tujuan Magelang, bilang aja sama kenek nya turun di Basecamp Kledung pendakian Sindoro, tarif nya 10ribu.
  4. Di basecamp, apabila kalian mau membeli keperluan logistik, terdapat pasar yang dekat dengan basecamp Kledung dan Garung, hanya 10 menit jalan kaki dari Kledung ke arah barat.
  5. Isi penuh persediaan air di basecamp, minimal perorang bawa 4.5 liter karena sepanjang jalur dari basecamp hingga puncak tidak ditemukan sumber air. Waktu itu kami melihat di puncak ada sumber air, tapi hanya saat musim hujan saja.
  6. Saran gue si, untuk efisiensi waktu dan menghemat tenaga, lebih baik dari basecamp menuju pos 1 menggunakan jasa ojek. Biayanya hanya 15ribu sekali antar. Kalau jalan kaki kalian bisa memakan waktu paling cepat 1 jam setengah, dengan medan madakam (batu yang disusun rapih namun menyiksa kaki).
  7. Untuk medan nya sendiri, etape pos 1 - pos 2 masih cukup terkendali dan mudah, pos 2 - pos 3 sudah mulai agak berat dan setengah perjalanan sebelum pos 3 vegetasi sudah berubah jadi ladang, pos 3 - pos 4 medannya terjal dan harus mendaki 2 bukit, pos 4 - puncak medan terjal dan harus mendaki 2 bukit lagi.
  8. Dari pos 3 menuju puncak itu kita mendaki 4 bukit yang rasanya seperti di PHPin gebetan
  9. Kalau pos 3 penuh sama tenda, kalian bisa mendaki lagi keatas sekitar 100 meter disisi kiri atas pos 3, karena disana juga terdapat lahan yang cukup luas untuk 10 tenda kapasitas 5 orang.
  10. Sudah tidak ada babi hutan loh! Yap ini hasil obrolan gue sama Pak Kuat waktu itu, jadi di pos 3 sampe keatas sejak awal Februari sudah tidak ditemukan lagi babi hutan. Katanya si dibunuh, kata beliau.

Oke deh itu dia cerita gue mendaki Gunung Sindoro bersama temen kampus satu orang dan 3 temen baru yang gue dapetin dan masih banyak lagi temen-temen yang gue dapet selama pendakian di Sindoro kemarin. Sedikit mengutip quotes dari Ken Ariestyani, kadang kita itu menemukan teman, sahabat, dan saudara, bahkan cinta di tempat yang gak kita duga. Gunung selalu mempunyai aura yang secara magis bisa menyatukan siapa saja kita yang sebelumnya sama sekali belum kenal. Entah dari mana, berlatar belakang apa,  dan mempunyai jabatan apa kita, di gunung semua seakan kita adalah saudara yang dipertemukan secara unik oleh semesta alam. Sekian cerita dari gue, jangan lupa bawa turun kembali sampahmu dan jangan ambil apapun! Salam lestari dan salam secangkir kopi semua!




Gunung Sindoro, 26-27 Februari 2016

Komentar

  1. Baca cerita perjalanannya jadi kian membuat hati menggebu2 untuk bisa melihat yang namanya lautan awan. Tapi, masih ada rasa ragu karena belum pernah merasakan yang namanya naik gunung. hehe..
    semoga suatu saat nanti~ ^^.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Intinya, latihan fisik yang intens sebelum pendakian, membawa perlengkapan dasar pendakian, mengajak orang berpengalaman yang pernah/sering mendaki gunung, dan selalu taati prosedur yang ada, Insya Allah semua aman :)

      Hapus
  2. Gunung Sindoro menjadi salah satu gunung yang banyak dijadikan sebagai destinasi pendakian oleh mereka yang hobi pendakian gunung. untuk Pendakian ke Gunung Sindoro dapat melalui Kledung. Terima kasih informasi mengenai pendakian Gunung Sindoro dengan ketinggian3153 MDPL melalui Kledung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sama-sama dan terimakasih kembali sudah berkunjung dan membaca informasi yang saya muat dalam blog ini :)

      Hapus
  3. -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
    NONTON STREAMING ONLINE
    NONTON STREAMING ONLINE FILM TERBARU UPDATE
    NONTON STREAMING FILM BARU TAYANG 2016

    ---

    BalasHapus
  4. Klo soal maling di pos 3 masih ada ga om??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah sudah tidak ada, di pos 3 sekarang sudah ada yang ngejagain kok :)

      Hapus
  5. Ini masnya tektok ya? Kalo mau camp di pos berapa ya? Trus waktu itu temen pernah cerita jg sih untuk simpen keril di semak2 atau semacamnya. Jadi bingung kalo nanti mau camp, kira2 aman ga barangnya ditinggal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mohon maaf baru saya balas, saya camp kok mas, camp di pos 3 yang merupakan camp terluas di Sindoro. Untuk saat ini, Sindoro sudah cukup aman karena di pos 3 ada penjaga yang menjaga tenda dan barang bawaan kita saat kita summit

      Hapus
  6. Mas mau tanya kira" mas bajet yang di perlukan untuk naik gunung sindoro kmarem semuanya brapa ya?terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. total lebih kurang 320an mba udah semuanya

      Hapus
  7. Makasih bgt nih atas infonya....bermanfaat bgt...rencana prtghan nov mw ke si sodoro....ada yg mw ksna...barengan yuukk...hehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sipp sama-sama mba, semoga dapet barengan buat ke Sindoro pertengahan november nanti ya :)

      Hapus
  8. mas kira kira berapa ya ongkosnya kalo dari bogor?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin kurang lebih sama kaya saya, saya start dari rambutan PP lalu logistik, transport lokal, retribusi, dan jajan-jajan habis 320.

      Hapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Bermanfaat sekali infonya, akhir maret saya mau ke sindoro semoga dengan membaca artikel ini sedikit banyak saya mengerti tentang jalur pendakian tersebut.

    Terimakasih mas salam dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalau tulisan ini bermanfaat,terimaksih dan semoga sukses pendakiannya akhir maret nanti mas!

      Hapus
  11. kemarin saya ke sindoro pas semuanya kering tanpa ada sumber airnya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba kalo Sindoro via Kledung itu gak ada sumber air, kecuali di kawah dan itupun saya gak tau airnya bisa di minum atau ngga, soalnya air kawahnya itu dari air hujan.

      Hapus
  12. #nyaribarengan 😊 ka numpang nyari barengan yaaa, yg mau ke sindoro 30 april. Bales komen yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip semoga dapet barengan buat naik ke Sindoro ya

      Hapus
  13. Kalo di BC ada penyewa alat pendaki gak ya ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo untuk BC Kledung saya kurang paham bang soalnya saya selalu bawa alat dari rumah dan di BC pun saya hanya beli gas waktu itu. Mungkin ente bisa hubungin pihak BC langsung bang, atau amannya sih ya sewa dari tempat abang dulu.

      Hapus
  14. Boss, ada diminta uang jasa ongkos jaga keril ga di pos 3, kalo iya berapa? Trims infonya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmm kalo itu saya kurang paham bang, soalnya waktu itu saya cuma ngasih sisaan logistik aja bang ke bapak kuat yang ngejagain pos 3

      Hapus
  15. Kalo nge camp di pos 4 bisa gak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak boleh mas, soalnya tempatnya curam dan kebuka banget. Batas camp di pos 3 aja bang

      Hapus
  16. Foto samudera awan nya bagus gan ! jadi pingin kesana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener gan, itu pas banget dapet samudera awan nya, abis itu asem mendung sampe turun hehe

      Hapus
  17. Tulisan nya lengkap banget gan , makasih untuk rician waktu perjalanan nya

    BalasHapus

Posting Komentar