Tegal Panjang, Tebing Soni, Tugu Goa Jepang, dan Danau Kawah : Sisi Lain Gunung Papandayan

Hayo, siapa yang gatau sama gunung yang satu ini? Gunung yang indahnya bukan maen sodara-sodara seiman dan setanah air. Gunung yang emesss banget katanya, mulai dari jalurnya, pemandangannya, bahkan pendakinya pun juga. Dibalik ke-"emesss"-an gunung ini, tetep aja gunung juga memiliki sisi liar yang sangat luar biasa. Yap, pada pendakian kali ini, gue mendaki gunung Papandayan dengan jalur yang beda, ga mainstream, ga ditemuin pendaki unyu-unyu pas gue mendaki lewat jalur yang agak sinting itu. Okeh mari cekidot ceritanya ya!



Jadi gini men, rencana mendaki ke Papandayan via jalur beda ini berawal dari adanya broadcast BBM antarjemput pendaki yang menawarkan jasanya selain mengantar jemput gunung-gunung di Jawa Barat khususnya pada saat itu ngebroadcast soal ke Papandayan. Bang Adi sebagai sopir antarjemput menawarkan menjadi guide untuk benar-benar menjelajah Gunung Papandayan dengan melewati spot dan jalur yang jarang dikunjungi pendaki lain. Cukup membayar jasa antarjemput nya aja, sudah free guide selama pendakian ke spot yang dia sebut. Nah mulai deh disini gue ngebujuk temen-temen gue buat mendaki (lebih tepatnya si mengeksplore) Gunung Papandayan ini.

Personil yang ikut pendakian kali ada 7 orang, 3 dari MAC dan 4 adalah temen-temen sepermainan. Yang dari MAC yaitu gue sendiri bangubay, Poci, dan Koya. Sedangkan dari teman sepermainan yaitu si Ucup, Dadung, Aziz Batok, dan si Jati yang menjadi paling cantik di group kita. Kita pun membuat rencana dan diputuskanlah kita berangkat jumat malam, lebih tepatnya sabtu dini hari karena kita jalan jam setengah 1 pagi, dan enaknya, bang Adi selaku guide dan sopir antarjemput pendaki ini menjemput kita di basecamp MAC, enak nyo!

Sabtu, 12 Maret 2016

Kita berangkat dari basecamp MAC jam setengah 1 pagi dan langsung cusss menuju Cisurupan Garut. Singkat cerita, kami tiba di Camp David sekitar jam 5 pagi. Nurun-nurunin carrier, solat subuh, buang air, dan sarapan, kita pun bergegas untuk memulai explore gunung Papandayan dengan jalur yang beda, dengan dipandu oleh Bang Adi yang sudah berpengalaman ini, tepat jam 6 pagi, saatnya pulang kembali ke depok berangkattttt!

Oh ya sebelum masuk ke cerita, gue mau sharing beberapa etape karena memang kita explore Papandayan ini dengan cara yang beda. Kalau orang-orang dari Camp David menuju Kawah lalu menuju Gober hut, lalu menuju Pondok Salada, Hutan Mati, dan berakhir di Tegal Alun kalau memang kalian tidak ke puncak. Tetapi jalur yang kita lewati adalah dari Kawah Papandayan langsung menuju Tegal Alun, cihuy kan, begini etapenya :
  • Etape Camp David - Kawah Papandayan
  • Etape Kawah Papandayan - Tebing Soni
  • Etape Tebing Soni - Danau Kawah Utama Papandayan
  • Etape Danau Kawah Utama Papandayan - Tugu Goa Jepang
  • Etape Tugu Goa Jepang - Tegal Alun
  • Etape Tegal Alun - Hutan Mati - Pondok Salada - Gober Hut
  • Etape Goberhut - Tegal Panjang
Camp David di pagi hari

Etape Camp David - Kawah Papandayan

Perjalanan dari Camp David menuju Kawah Papandayan ini cukup mudah, bahkan mudah banget. Hanya saja jalur yang berbatu dan agak mudah runtuh membuat kita cukup oleng. Ga pake lama, sekitar 30 menit kita tiba di Kawah Papandayan yang sangat luas, megah, dan pastinya indah luar biasa!

Kawah Papandayan, Keren banget!

Naek woy naek

Penuh dengan bebatuan

Etape Kawah Papandayan - Tebing Soni

Buat kalian semua yang pernah naik Papandayan, sadar atau nggak, disisi kanan kalian sebelum kawah, bahkan terlihat dari Camp David, kalian mungkin sebagian ga sadar itu hanyalah sebuah tebing yang tinggi dan curam dengan jalur yang sulit untuk kesana. Padahal ngga loh, itu adalah Tebing Soni dimana pendaki agak jarang berkunjung kesana. Padahal lagi, di tebing itu adalah best spot banget buat kalian untuk menikmati sunrise dengan view segitiga Gunung Cikuray!


Dari kawah Papandaya, kalian melipir ke kanan dan naik agak keatas. Jalurnya tetep berbatu dan menanjak santai. Untuk mengetahui dimana jalur ke tebing soni, kalian ikuti saja jalur yang mengarah keatas terus, nanti kalau sudah ketemu vegetasi cantigi, kalian belok kanan, sampai deh kalian di tebing soni! Butuh berapa lama kesana? Ga pake lama, 15 menit nyampe dari Kawah Papandayan, serius aing mah teu boong!


Naik terus, tapi deket kok


Tebing Soni!

Best spot untuk melihat sunrise, Cikuray tepat di sebelah

View kawah dari tebing soni

Kenapa namanya tebing soni? Kata bang Adi si, dulu ada pendaki yang pernah kesini namanya Soni, terus dia terjatuh dari tebing yang curam itu dan meninggal, dinamain deh jadi tebing soni. Dari sini, kita bisa melihat pendaki yang baru akan naik menuju kawah papandayan, keren banget viewnya! Di tebing soni, kita ngopi dulu dan sarapan bekal dari rumah biar perut ga heboh, soalnya di camp david kita cuma sarapan gorengan. Setelah puas foto-foto dan sarapan, kita pun melanjutkan explore papandayan ini.

Etape Tebing Soni - Danau Kawah Utama

Dari tebing soni, sebetulnya danau tidak terlihat, tetapi posisinya itu terlihat dari tebing soni maupun kawah. Cirinya adalah kalian liat ada salah satu kawah yang ngeluarin belerang heboh banget, paling gede deh asepnya, nah disitu deh letak danaunya. Sebetulnya danau ini juga bisa kalian liat dengan jelas dari hutan mati loh.

Perjalanan nya, kita menuruni tebing soni untuk kembali menuju kawah, nah dari kawah, kita terobos lurus, tidak belok kanan mengarah ke warung-warung atau jalur normal. Pokoknya kalau view bagus, kalian boleh deh nerusin perjalanan ke danau kawah, tapi kalo ngga, hmm baiknya si urungin aja dulu atau tunggu hingga kabut reda, atau kalau kalian sudah berpengalaman, silahkan, karena jalurnya bercabang euy.

Pada saat itu, kabut tebel banget, bener gue ga boong, yang gue inget itu kita ngelewatin kaya pasar bubrah nya Merapi, trus kita nyebrang sungai belerang, foto-foto dulu, trus sampe deh kita di danau kawah yang mirip-mirip segara anak Rinjani lah ya. Disini gue kasih foto banyak aja ya, soalnya gue fix lupa jalur, berkabut tebel banget coy! Eh, alhamdulillah nya, pas sampe danau kabut pun  langsung hilang. Nah buat gimana kontur perjalanan nya, biar foto yang berbicara ya, pokoknya ga extrim kok dan cukup 30 menit perjalanan aja dari tebing soni.

Kabut tebel ditambah asap sulfur

Pasar Watu Sumbing, kah?

Pasar Bubrah, kah?


Sungai Belerang

Poto dulu sebelum nyebrang sungai

Danaunya tepat dibalik gundukan ini


Ala-ala film tetangga sebelah



ini dia, danau kawah utama papandayan!

Full squad

Oh ya gue kurang merekomendasikan kalian kesini kalau cuaca berkabut tebal dan tidak ada orang yang berpengalaman. Kalau cuaca cerah, jalur pasti terlihat, intinya kalian menuju asep sulfur yang keluar paling tebel trus ada gundukan gitu, nah dibalik gundukan itulah danau ini tersembunyi. Kita istirahat cukup lama, karena setelah ini, jalur pendakian akan berubah menjadi ekstrim hingga Tegal Alun, wiih tantangan nih.

Etape Danau Kawah - Tugu Goa Jepang

Nah, dari tadi kita uda dimanjaiin kan tuh ama jalur Papandayan yang emang ramah banget, sekarang saatnya kita melintasi sisi liar Papandayan, siap komandan! Dari danau kawah, kita melanjutkan menuju sisi kanan danau, nah disini terdapat bukit berundak-undak dengan ciri diatas nya terdapat hutan mati (bukan hutan mati setelah pondok salada ya). Tanjakan nya lumayan, sekitar 40 derajat, tapi yang ngebuat berat adalah jalurnya kerikil dan nyerosot terus sob! Macem Guntur ini beneran jalurnya.

Menanjak dan berkerikil

Hutan Mati Papandayan yang jarang terjamah pendaki
Danau Kawah dari atas

Setelah melewati tanjakan kerikil yang agak jiancuk tenan karena merosot, penderitaan belom berakhir sob. Bang Adi menyarankan semua peralatan yang diluar seperti kamera, disimpan di dalam carrier, Kenapa? Kalian pernah ngerasain tanjakan engkol-engkolan nya gunung Sumbing? Karena tanjakan nya mirip! Bener! Ga boong! Curam, cuma lebih pendek aja tanjakan nya dan kemiringan sekitar 45 derajat. Tetapi yang paling menyiksa bukan hanya kemiringan nya, melainkan licin nya yang luar biasa, tanah bercampur belerang sob, bau-bau dah asli.

Karena ga ada foto, singkat cerita setelah perjalanan 1 jam 10 menit, kami pun tiba di Tugu Goa Jepang. Beneran ada goa nya loh, tapi  kita ngeri masuk ah. Selain pendek dan sempit, ntar ada binatang yang ngumpet di dalem kan nanti jadi Papandayan berdarah gitu, amit amiiiit ya Allah.

Jalur santai setelah tanjakan edyan

Ini dia tugu jepang nya sob! Goa nya di bawah

Turun aja licin banget

Ini dia Goa nya, sempit kan

Etape Tugu Goa Jepang - Tegal Alun

Nah sampai di ujian terakhir dari Gunung Papandayan, adalah etape ini, dimana kita akan melewati lembah, lalu menyebrangi dua sungai, dan menanjak lereng gunung yang beda. Jalur ini merupakan jalur yang berat karena memang menyebrangi lereng yang beda. Ditambah kata orang setempat, amat sangat jarang pendaki melalui jalur ini, makanya jalur ini rimbun banget baik karena alang-alang maupun pepohonan. Tetapi tenang saja, karena jalur cukup jelas kok, asal jangan jalan malam aja kalau lewat sini, sarang nya macan euy.

Dari Goa Jepang, kita berjalan menurun dengan trek yang sangat rimbun vegetasi cantigi, sampai kalian menemukan aliran sungai, itu baru aliran sungai pertama, kalian harus menyebrang 2 aliran sungai baru kalian sudah berpindah lereng.

Lagi pada nyebrang sungai

Treknya itu, tanah sulfur alias belerang



Nah setelah melewati aliran sungai kedua dimana juga sebagai sumber air terakhir selama perjalanan untuk menuju Tegal Alun, perjalanan yang melelahkan pun dimulai. Sebetulnya, tanjakan nya itu lumayan agak santai, tapi yang bikin lelah itu panjang nya. Di baris pertama, Batok dan Ucup uda jalan duluan, lalu di baris kedua ada si Jati yang selalu di pandu oleh Bang Adi, di baris ketiga ada gue dan poci yang selalu ketawa-tawa karna dadung dan koya di paling belakang marah-marah mulu gara-gara si dadung kebanyakan tingkah.

Tanjakan disini itu zig zag, jadi itu juga yang ngebuat jalur panjang. Nah, ciri kalian sudah dekat dengan Tegal Alun adalah ketika kalian sudah menemukan pipa-pipa air, darisitu ya sekitar 5 menit kalian akan tiba di batu besar, nah atas kalian uda Tegal Alun deh. Sebelum ke Tegal Alun, kita semua nungguin dadung dan koya yang paling belakang untuk sama-sama ke Tegal Alun nya. Alhamdulillah, setelah perjalanan selama 1 jam 30 menit, kami tiba di Tegal Alun!

Rimbun banget jalurnya


Dibawah jurang, sebelah kanan adalah punggungan puncak

Setibanya di Tegal Alun, kami bertemu beberapa pendaki yang sedang foto-foto, kebetulan juga Edelweis disana juga lagi mekar-mekar loh! Pas bersapaan sama mereka, nyeletuk mereka nanya :

Penadaki lain: "Bang, ente lewat jalur mana? Kok nongol-nongol ente di deket puncak Papandayan???"
Kita : "Lewat jalur suci nya shong go kong bang haha, ngga ding, lewat jalur yang amat jarang di lewatin pendaki laen bang"
Pendaki lain : "lah napa lewat situ bang?"
Kita : "lagi iseng aja bang, hehehehe"
Pendaki lain : "njnenddejdnwinqxmsaskks"

Yah begitulah kira-kira, soalnya emang pada bengong juga pendaki laen waktu ngeliat kita kok keluar lewat jalur yang beda, badan pada dekil. Buat gue ini adalah jalur Papandayan yang gokil, dekilnya kaya Salak, jalurnya ga kaya gunung-gunung lain, pokoknya bener-bener sisi lain jalur pendakian Papandayan banget kalo kalian dari Kawah langsung menuju Tegal Alun. Singkat cerita, kami makan siang dengan memasak mie di Tegal Alun, lalu langsung deh foto-foto karena emang ini tempat oke parah!

Makan siang dulu sebelum foto-foto. Center pic : Bang Adi

Edelweis nya mekar ! in frame : Bangubay
Cie akur, padahal di jalur marah-marah mulu. In frame : Dadung dan Koya
Batok, bocah narsis yang baru pertama kali naek gunung, langsung ketagihan
Poci, fotografernya MAC. All photos in here, courtesy by him
Si Jati, pendaki paling cantik di tim kita. Cantik atau perkasa ye??
Batok, Ucup, Dadung, pada ngapain sih?
Cup, lo lagi ngapain dah?

Etape Tegal Alun - Hutan Mati - Pondok Salada - Gober Hut

Setelah puas foto-foto, sekarang saatnya kita untuk menuju Hutan Mati, turunan coy cihuyyy! Singkat cerita, kami tiba di hutan mati hanya 20 menit perjalanan turun. Oh ya, kalau kalian dari hutan mati lalu ke tegal alun, mungkin ini adalah trek terberat kalian karena harus melewati tanjakan mamang yang cukup panjang dan agak curam. Sesampainya di hutan mati, kami semua capek sebetulnya untuk foto-foto, gue pribadi males foto, cuma jalan-jalan aja eh nemu ada danau kecil di deket tebing. Dari tebing dengan jelas kita bisa ngeliat kawah Papandayan dan danau kawah yang tadi kita kunjungi. Nah yang paling rajin foto-foto si Poci, yauda kita mah nungguin dia aja selsai foto-foto.

Mati, tetapi eksotis

Beuh keren si ini

Kawah Papandayan dari atas tebing hutan mati

Kubangan dadakan kata Bang Adi


Setelah puas menikmati indahnya hutan mati, perjalanan kita lanjutkan menuju pondok salada. Hanya membutuhkan waktu 10 menit, kami sudah sampai di pondok salada. Pondok Salada merupakan tempat camp favorit di Gunung Papandayan, karena lahan nya luas muat banyak tenda. Oh ya jangan berfikir kalau disini ada tanaman salada ya. Disini juga banyak tersedia warung, bahkan kamar mandi umum layaknya di mall, ini mah gausah bawa apa-apa, modal tenda, sb, sama pakaian ganti mah udah safety.

Singkat cerita lagi, kami hanya melewati pondok salada tanpa foto-foto, karena hanya lahan luas aja buat diriin tenda. Perjalanan kami lanjutkan menuju Gober Hut, disitulah kita akan mendirikan tenda. Dari pondok salada, ga perlu waktu lama, cukup 20 menit kita pun tiba di gober hut. Nah, di goberhut juga terdapat warung dan juga toilet yang bukan hanya sebagai kegiatan MCK, tetapi juga sebagai sumber air bagi yang diriin tenda di gober hut.

Kita diriin tenda melipir ke arah kanan, masuk di dalam hutan, dan saat itu hanya kita aja loh yang camp disana. Kenapa kita diriin tenda di goberhut? Karena keesokan harinya kita mau menuju surga Papandayan yang agak jarang dikunjungi pendaki, padahal tempatnya bagus banget! Setelah tenda berdiri, masak-masak, nyanyi-nyanyi, ngecengin dadung, tepat jam 7 malam kita istirahat karena memang badan lelah kurang tidur pas perjalanan dari Depok ke Papandayan.

Minggu, 13 Maret 2016

Etape Gober Hut - Tegal Panjang

Niat hati kita mau bangun jam setengah 4 pagi, eh apa daya jam setengah 5 baru bangun. Masih krik banget suasana tapi kita uda bangun, bukan buat summit, tapi untuk menuju surganya papandayan yang agak jarang terjamah. Kenapa harus pagi? Karena di pagi lah, kalau kata pendaki yang pernah kesana, "embun kabut surga" nya masih ada. Nah loh, udah embun, kabut, surga pulak, makin penasaran kan.

Oke tepat jam 5 pagi kami jalan dari Goberhut. Perjalanan ke Tegal Panjang itu sebetulnya ada dua, bisa pake motor/sepeda atau treking. Cuma kalau kalian treking, cirinya kalau kalian dari kawah, kalian ketemu pertigaan, lurus itu jalur offroad menuju tegal panjang, dan kiri menuju pondok salada. Nah, jalur trekking menuju tegal panjang itu ada di sisi kanan kalian, tepatnya sebelah kanan toilet umum.

Oke dari situ, tenda kita sebetulnya jalan agak dikit terus belok kiri, ada lahan luas tapi di dalem hutan. Dari tempat camp, kita berjalan aja mengikuti jalan, dan waktu di tempat terbuka, sudah terlihat dengan jelas dan indah gunung Cikuray coy! Cihuy dah pokoknya. Tapi itu ga berlangsung lama, karena jalur menuju tegal panjang itu rimbun dan rapat banget ditutupi pepohonan berlumut nan tinggi. Dengan jalur yang panjang tetapi enak karena memang ini jalur menurun, sedikit banget menanjak, bonus banget deh!. Singkat cerita kami tiba di turunan yang cukup curam. Nah kalau kalian sudah sampe disini, berarti tegal panjang hanya beberapa menit lagi.

Setelah melewati turunan yang agak curam ini, sekarang kita melanjutkan perjalanan dari yang tertutup rapat oleh pepohonan tinggi nan berlumut, perjalanan selama 1 jam 10 menit berubah menjadi savana luas yang bener-bener luas. Ini dia surga Papandayan yang agak jarang disentuh pendaki, padahal tempat nya itu bagusnya pake banget! Dan beruntung nya, kita masih bisa menikmati "embun kabut surga" karena matahari yang ketutup awan, puji Tuhan Allah SWT.

Jalur menuju Tegal Alun

Rimbun banget kan

Sumber air di tengah perjalanan
Ini dia, Surga yang tak terbantahkan di Papandayan!

Lelembut embun pagi nan syahdu



Kata Bang Adi, ini bukit Teletabis



Setelah puas foto-foto, sebetulnya banyak banget galeri kita disini, tapi ga mungkin gue masukin semua ke Blog kan ye, semoga gambar-gambar diatas bisa menggambarkan betapa indah nya tempat ini, sayang loh kalian ke Papandayan tapi ga kesini. Kita pun melipir ke arah sumber air guna memasak untuk sarapan. Disini terdapat sumber air mengalir layaknya selokan dengan air yang seger parah banget, pokoknya seger!

Sumber air di Tegal Panjang

Sumber airnya

Sape tuh yang lagi nyiduk aer?

Mau nyaingin Agnes Monica kayanya


Untuk menuju Tegal Panjang ini, kalian bisa menempuh dengan dua cara, bisa dari Papandayan Cisurupan dan bisa juga dari Pangalengan. Kalau dari Pangalengan, memang kalian akan langsung sampai di Tegal Panjang ini. Disini pastinya kalian bisa diriin camp, tapi hati-hati karena kemungkinan masih adanya binatang buas itu besar, karena tempat ini sepi, bahkan sampah pun amat sangat minim mulai dari perjalanan Goberhut sampai Tegal Panjang nya loh!

Setelah sarapan, ngopi sambil santai ria sambil menikmati keindahan alam Tegal Panjang, kita kembali menju Goberhut. Perjalanan dari Tegal Panjang menuju goberhut memakan waktu 2 jam karena jalur menanjak, meskipun ga ngetrek tapi jalurnya panjang, itu yang ngebuat agak ngos-ngosan sebetulnya. Beda ya waktu pas dari Goberhut ke Tegal Panjang mah enak. Kita pun sampai di Goberhut jam setengah 11 siang dan mempersiapkan untuk makan siang dulu dengan menu yang mewah, ada ayam goreng!

Menunya : Nasi, sarden, ayam, mie telor, kering tempe, dengan dessert nutrijel
Biar kekinian, foto dulu sebelum makan
Kan makannnnn

Setelah makan siang, kita ga langsung pulang, tapi menikmati lagi Papandayan dari Goberhut dan juga Gunung Cikuray pastinya. Baru deh setelah itu, sekitar jam setengah 3 sore kami packing dan turun jam 3 sore. Singkat cerita, kami pun tiba di Camp david jam 4 sore atau hanya 1 jam perjalanan turun dari Gober hut. Setelah itu, kita muatin carrier diatas mobil Bang Adi dan tepat jam 5 sore setelah ngopi dan ngaso, kita meninggalkan Papandayan, gunung yang memiliki banyak spot indah terbanyak di Jawa Barat ini.

Gue mau share soal waktu pendakian gue menjelajah Papandayan ini. Perlu diinget, ini hanya waktu mendaki saja, tidak termasuk istirahat ya.



Etape Camp David – Kawah Papandayan
30 menit (Jalur landai menanjak normal)
Etape Kawah Papandayan – Tebing Soni
15 menit (Jalur menanjak normal)
Etape Tebing Soni – Danau Kawah
30 menit (Jalur landai, sedikit menanjak)
Etape Danau Kawah – Tugu Goa Jepang
70 menit (Jalur menanjak, licin)
Etape Tugu Goa Jepang – Tegal Alun
90 menit (Jalur menanjak, terberat)
Etape Tegal Alun – Hutan Mati – Pondok Salada – Goberhut
50 menit (Jalur menurun)
Etape Goberhut – Tegal Panjang
70 menit (Jalur landai menurun, sedikit menanjak)
Etape Tegal Panjang – Goberhut
120 menit (Jalur landai menanjak, sedikit menurun)
Etape Goberhut – Camp David
60 menit (Jalur landai menurun, sedikit menanjak)
 

Selain lama perjalanan, gue juga mau ngasih tips ni buat kalian, yang emang bener-bener mau explore Papandayan sama kaya yang kita lewatin etape-etape nya :
  1. Siapin fisik se-prima mungkin, kalian berfikir kalau Papandayan adalah gunung yang mudah, tetapi tidak jika kalian mengikuti etape yang kita lakuin pas naik gunung ini.
  2. Minimal sudah ada orang yang berpengalaman, karena jalur dari Kawah menuju Tegal Alun itu jalurnya agak samar dan rimbun banget
  3. Kalau ga ada orang yang pernah kesana tetapi mau explore kaya kita gini, bisa make jasa bang Adi (sebetulnya ini gue juga promosi jatohnya). Caranya, cukup booking mobil dia aja, dengan tarif 1,4 juta untuk maksimal 8 orang, kalian sudah diantar dari meeting point yang kalian tentukan (jakarta only, diluar jakarta ada biaya tambahan dikit), langsung menuju Camp david pp PLUS guide dari bang Adi untuk menjelajah Papandayan dengan jalur yang beda. Nomor hape sama pin BB nya 081808479044 dan 52769847
  4. Kalau memang ga ada guide, saran gue kalau kalian memang niat ke danau kawah, cuaca harus benar-benar cerah, karena jalurnya banyak euy, tapi jelas. Intinya, tujulah sumber asep belerang yang paling gede trus ada gundukan macem gunung kecil, itu adalah kawah utama Papandayan plus danau nya yang tersembunyi.
  5. Ke tebing soni mudah, jalur pun jelas dari kawah papandayan
  6. Kalau tidak ada guide dan orang berpengalaman, tetapi pengen melakukan perjalanan dengan etape kawah - tegal alun, baiknya urungin aja, daripada tersesat, lebih baik lewat jalur yang sudah ada saja.
  7. Kalau kalian memang niat ke Tegal Panjang, saran gue diriin tenda di Goberhut. Disana juga terdapat warung dan toilet kok, bersih dan bahkan bisa mandi!
  8. Waspada aja waktu camp di Goberhut, masih banyak babi hutan dan anjing hutan nya loh
  9. Meskipun sudah ada fasilitas lengkap seperti warung, kamar mandi, bahkan ada rental alat camping di Camp david, sebisa mungkin kalian membawa peralatan dan perlengkapan dasar pendakian ya, jangan sepelekan gunung bagaimanapun juga. 
  10. Tetep jangan tinggalkan apapun kecuali kenangan, jangan ambil apapun kecuali ilmu pengetahuan, dan jangan bakar apapun kecuali semangat dalam jiwa!

Indonesia itu indah! Mungkin itu adalah pernyataan klasik setiap kita mendengar kata itu entah caption di media sosial atau apapun. Tetapi ketika kita sedang berada di tempat itu, baru makna "Indonesia itu indah" adalah makna yang luar biasa yang akan kita rasakan, beda halnya dengan mereka yang hanya melihat "Indonesia itu indah" dari perkataan orang atau media sosial. Hidup itu jangan mononton, sesekali kita harus mendobrak rasa takut kita. Mumpung masih muda, energi banyak, nyali banyak, tapi sayang uang rada tipis kali yak, ya nabung! Belajarlah semua hal salah satunya dari mendaki gunung, karena gunung itu adalah dosen bahkan profesor sebaik-baiknya profesor yang akan memberi pelajaran apa itu arti kehidupan yang hakiki. Sekian cerita dari gue, semoga bermanfaat bagi kalian yang mau mencoba explore Papandayan dengan cara yang beda, salam lestari dan salam secangkir kopi semuanya!




Gunung Papandayan, 12-13 Maret 2016




Komentar

  1. Assalamu'alaykum WrWb, salam kenal...boleh tahu nhhk no hp bang Adi guidenya...trmksh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsala. Untuk no.hape dan pin BB mas Adi, sudah saya berikan di tips :)

      Hapus
    2. Oh iyaa...iyaa maaf tidak teliti bacanya, trmksh

      Hapus
    3. Gapapa mba, santai saja :D. Terimakasih sudah berkunjung dan membaca di blog saya ya mba :)

      Hapus
  2. Mas mau tanya nih, kalau mau ke danau itu dari petunjuk kawah papandayan, ikutin jalur utama atau melenceng sedikit ke arah yg berbeda? Makasih mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Melenceng ke arah kawah yang mengeluarkan asep belerang sangat tebal mas, karena danau nya tepat berada di sana dan itu adalah kawah utama dari Papandayan

      Hapus
  3. Bang Adi....hehehe, mantappp....

    BalasHapus
  4. Bang Adi....hehehe, mantappp....

    BalasHapus
  5. Vlog : https://www.youtube.com/watch?v=mh8oHz07Ick

    BalasHapus
  6. terima kasih banyak mas Bayu. sangat menginspirasi sekali, kebetulan saya mau ke tegal panjang pertengahan Juli ini. Untuk ke Tegal Panjang itu apakah dibutuhkan surat izin seperti simaksi khusus gitu? karena katanya itu adalah tempat konservasi. thx

    BalasHapus
    Balasan
    1. waktu itu saya menggunakan jasa guide, kalau hanya dateng trus pulang lagi, ga masalah, yang ga boleh itu dateng trus diriin camp di Tegal Panjang. Soal konservasi, memang betul, Tegal Panjang itu tempatnya binatang buas, makanya yang ga boleh itu camp, kalau datang pagi pulang siang, masih ga masalah. Tapi saran saya, harus sama orang yang pernah pengalaman kesana atau dengan guide setempat

      Hapus
  7. Kalo dari goberhut ke tegal panjang jalurnya jelas?kayak jalan setapak?
    Goberhut sebelah mana lawang angin?
    Makasih Bang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jalurnya cukup jelas bang, ada jalan setapaknya. Tetapi kalau mau ke Tegal Panjang, baiknya pake guide setempat ya karena masuk kawasan konservasi. Goberhut ada di sebelah kanan dari pertigaan yang mau ke arah Pondok Salada bang

      Hapus
    2. ada kontak guide setempat yang bisa dihubungin gak mas? terus kira2 tarifnya berapa ya?

      Hapus
    3. waktu itu saya pake guide yang sekaligus sopir antar jemput pendaki bang, tapi sekarang dia uda ga jadi guide lagi. Untuk guide bisa dari orang setempat bang di Papandayannya langsung, untuk tarifnya bisa langsung nego bang, mohon maaf saya kurang tau tarif dasar buat ke Tegal Panjangnya bang kalau pakai guide setempat.

      Hapus

Posting Komentar